Jangan Ya Dek, Ya!!!

Hendri Setiadi

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 19:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bekas pacar saya, sekarang jadi mamanya anak-anak, hari-hari belakangan ini menyebut perilaku saya seperti sedang melampiaskan dendam kesumat. “Ini dendam lama yang baru bisa dilampiaskan sekarang,” tukasnya pelan tapi makjleb.

(Netizenku Network): SINDIRAN itu menyembur usai doi mendapati saya beruntun unboxing paket belanja online dalam waktu berdekatan. Pertama saya membuka paket gitar bass elektrik. Saat sepintas saya melirik ke arahnya, ada nuansa kaget di air mukanya. Saya tahu dia tidak menduga kalau pada usia saya yang sudah tidak muda lagi (saya paling ngenes kalau sudah menyangkut usia) tapi masih beli alat musik.

Sedetik kemudian saya cepat-cepat memalingkan pandangan. Kembali fokus dengan “mainan” baru saya. Kendati hati ketar-ketir menunggu respon paling terburuk dari nyonya. Untung ancaman itu tidak datang. Kalau pun ada kalimat yang meluncur darinya hanya sebatas keheranannya dengan bentuk gitar bass yang saya beli. “Bentuknya unik. Nggak kayak model bass sekarang,” selorohnya dengan wajah dingin.

Mendengar celotehannya saya merasa agak adem. Karena doi tak menanyakan harga bass yang saya beli. Atau mungkin dia sudah terlalu hapal dengan jawaban template yang biasa saya katakan, murah. Bukankah itu jurus ninja andalan para suami setiap kali diinterogasi istri?

Baca Juga  Petuah Margaret Thatcher dan Peluang Umar Ahmad

Agar tidak merembet kemana-mana, saya segera menjawab pertanyaan itu. Saya jelaskan bahwa saya memang sengaja memilih bass model violin karena terinspirasi gitar bass yang dipakai Paul McCartney, bassist the Beatles. “Kesannya vintage kan, Ma?” ucap saya setenang mungkin mencoba membuka diskusi. Lama menunggu, pancingan saya tidak mengena. Nyonya tak menggubris. Dia malah pergi ngeloyor. Krik…krik…krik! tapi tak masalah. Setidaknya untuk saat itu badai sudah berlalu.

Tiga hari berselang momen serupa terulang lagi. Kurir pengantar belanjaan saya dari marketplace kembali datang pada waktu yang salah. Sebab bertepatan saat nyonya sedang di teras rumah. Dengan perasaan campur aduk antara senang dan cemas saya tetap unboxing. Sampai akhirnya sebentuk gitar akustik nan molek tersembul dari balik packing.

Dengan sikap penuh kewaspadaan demi menangkal “serangan” nyonya, saya sekejap melirik ke arahnya. Sialnya, pandangan kami bertemu. Tanpa menunggu lama dia segera menukas, “Dendam kesumat yang baru terlampiaskan”. Makjleb lagi. Tembakannya seakan tepat di kening saya.

Saya tahu komentar itu dilontarkan karena dia tahu masa muda saya yang lemah. Lemah ekonomi otomatis lemah daya beli. Dia juga tahu saya suka musik, selain gemar baca tulis. Sehingga tak mungkin buat melampiaskan membeli alat musik ketika itu. Dan, baru sekarang kesempatan itu datang.

Baca Juga  Balada Gelar Doctor Honoris Causa di Desa Konoha

Saya membisu. Tak kuasa berucap. Lantaran ucapan si nyonya benar adanya. Saya memang seperti sedang melampiaskan dendam kesumat. Tapi agaknya saya tidak perlu berkecil hati. Bila mengingat zaman sekarang memang sedang tren melampiaskan dendam kesumat. Lihat saja di pucuk sana. Setelah sebelumnya merasa dibully, diolok-olok, dinyinyirin, sampai akhirnya masanya tiba, dia balikkan semua keadaan.

Dia lampiaskan dendam kesumat itu sambil membikin orang-orang yang dia anggap menjadi bagian atau berpotensi meremehkannya bertekuk lutut sambil menyesali perbuatannya. Dia seakan tak peduli lagi dengan norma-norma apalagi etika. Baginya, sekarang atau tidak sama sekali!

Fenomena ini bakal terjadi lagi pasca pemilihan kepala daerah serentak pada November mendatang. Ketika hari-hari ini banyak person yang menyembah-sembah ke partai. Membungkukkan punggung serendah mungkin di hadapan ketua-ketua partai. Hingga nanti tiba kursi kekuasaan berhasil diduduki. Tinggal menunggu waktu saja, dendam kesumat juga pasti akan dibalaskan. Dengan berbagai cara dan bentuknya.

Jadi saya lagi-lagi tak merasa tercela memendam dendam kesumat. Apalagi saya tidak sendirian. Saya merasa punya pembenaran ketika perbuatan saya juga dilakukan secara masif oleh orang kebanyakan. Tak ada yang keliru!

Baca Juga  Puluhan Peratin di Pesbar tak Nyenyak Tidur

Sampai akhirnya saya yang sempat tertegun dengan selorohan istri mendadak mendengar bunyi senar gitar bass berdentum tak beraturan. Saya segera menghambur ke tempat gitar bass berada. Ulala, saya melihat anak bungsu saya sedang memangku gitar bass secara serampangan. Jemari tangannya sesuka hati membetot senar-senar bass. Saya terhenyak melihat kondisi gitar bass seakan sedang dirudapaksa sedemikian rupa.

Dalam satu gerakan efektif saya berhasil mengambil alih bass dari tangan mungil si bocil. Mata anak bungsu saya sempat mendelik menunjukkan ketidaksukaannya. Untuk urusan yang satu ini saya tidak peduli. Saya mesti menyelamatkan gitar bas itu. “Makanya, kalau Dedek pinjam dikasih dong,” tiba-tiba anak saya memprotes.

Oalah, rupanya dia kesal kemarin-kemarin setiap ingin menjajal gitar bass selalu saya tolak. Akhirnya dia….akhirnya…., “Ups! dia dendam,” batin saya. Astaga, anak saya rupanya juga ikut-ikutan memelihara dendam yang akhirnya dilampiaskan. Oh, begitu cepat datangnya karma?

Bersamaan dengan itu saya seakan menyesali sudah pernah merasa tak bersalah memendam dendam. Sedetik kemudian saya sudah bisa mengendalikan emosi. Lalu mendekati si bocah sambil mengusap pelan kepalanya dan bilang, “Jangan ya Dek, ya”.(*)

Berita Terkait

Prabowo = Arinal?
Arinal Menolak Jadi Raja Tega
Arinal-Sutono is Back
Arinal Memang “Bejo”?
“Yo Ndak Tahu, Kok Tanya Saya”
Mari Bergaul Ala Pj Gubernur Samsudin
Umar Ahmad, Artis Sesungguhnya di Panggung Pilgub Lampung
Indeks Kemerdekaan Pers Lampung Melorot di Era Rezim Arinal

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 13:39 WIB

Belasan Personel Polres Pringsewu Terima Penghargaan Khusus

Senin, 18 November 2024 - 19:24 WIB

Sinergi PWI-Polres Pringsewu Wujudkan Keterbukaan Informasi Kredibel dan Akuntabel

Senin, 18 November 2024 - 16:39 WIB

Polres Pringsewu Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang di Pilkada Serentak 2024

Jumat, 15 November 2024 - 19:18 WIB

Terobosan Bidang Kesehatan Stem Cell dan Kanker, Pemkab Pringsewu Jalin Kerjasama dengan SCCR Indonesia

Jumat, 15 November 2024 - 13:06 WIB

Aksi Sosial Jajaran PWI Pringsewu Berbagi 150 Nasi Bungkus di RSUD

Kamis, 14 November 2024 - 16:36 WIB

Polres Pringsewu Akan Tindak Tegas Politik Uang dan Politik Identitas

Kamis, 14 November 2024 - 16:31 WIB

Pekon Panggungrejo Ikuti Penilaian Kampung Pancasila Tingkat Nasional

Rabu, 13 November 2024 - 18:22 WIB

Polres Pringsewu Amankan Kampanye Pilkada 2024

Berita Terbaru

Penjabat bupati Lampung Barat, Nukman memimpin rakor DESK Pilkada di aula Pesagi, Kamis (21/11).

Lampung Barat

Jelang Pilkada, Nukman Pimpin Rakor DESK

Kamis, 21 Nov 2024 - 17:11 WIB

Tanggamus

Direktur PT FBA Seret 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:47 WIB

Bandarlampung

Teguh Endaryanto Nakhodai PERHEPI Bandar Lampung

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:45 WIB

Tanggamus

Kejari Tanggamus Musnahkan Barang Bukti yang Telah Inkracht

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:41 WIB