Bandarlampung (Netizenku.com): Welli (65) terduduk lesu di sebuah gang kecil Lorong King, Pasar Simpur, Tanjungkarang, Kota Bandarlampung.
Ketika ditemui, Welli hanya mengenakan selop, celana pendek selutut berwarna putih, senada dengan kemeja lengan panjang yang digulung hinggu siku tangannya.
Seluruh rambutnya sudah memutih keperak-perakan kontras dengan masker scuba hitam yang menutupi dagu, mulut, dan hidungnya.
Warga Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Tanjungkarang Timur ini sudah menghuni gang kecil di Lorong King selama 33 tahun!
“Saya berdagang sejak 1988 di Lorong King. Dari berjualan buah, terus ke bingkai foto, dan gambar pahlawan, sudah 33 tahun di sini,” ujar dia, Selasa (9/11).
Pria berkulit kuning langsat ini menjual poster pahlawan nasional dari berbagai daerah, poster Presiden RI Soekarno, SBY, Joko Widodo.
Kemudian poster Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana-Deddy Amarullah.
Tidak terlihat poster Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim. Mungkin tertumpuk. Ada banyak tumpukan poster dan bingkai kayu berbagai ukuran milik Welli. Berbundel-bundel diikat tali rafia.
Sebagian poster pahlawan dipajang di tembok gang, digantung dengan seutas tali.
“Berdagang sekarang mah kadang ada lakunya kadang enggak,” kata dia.
Pandemi Covid-19 yang melanda selama hampir 2 tahun ini sangat berdampak pada omset penjualannya. Welli mengaku sebelum pandemik, omset hariannya bisa mencapai Rp300.000-Rp400.000.
“Sekarang malah 2-3 hari kadang-kadang enggak laris. Enggak ada anak sekolah, yang begini kan mengharapkan sekolah,” lanjut dia.
Pria tua yang dikaruniai satu istri, dua anak dan tiga cucu ini menuturkan setiap tahun ajaran baru sekolah, ramai pelajar yang berbelanja poster-poster pahlawan dan kepala daerah.
“Harga poster pahlawan Rp20.000 untuk ukuran 25×35 cm sudah ikut bingkai, tapi bingkai biasa. Yang paling gede cuma gambar presiden, harganya Rp25.000,” kata dia.
“Saya biasanya mengambil (poster) dari Pasar Tengah,” lanjut dia sambil menyebutkan salah satu toko grosir.
Sebagai pelaris dagangannya yang kian sepi, demikian dia menyebutnya, Welli juga menerima jasa pemasangan bingkai untuk foto-foto prawedding.
“Sekarang lagi Covid-19, enggak ada sekolahan hampir dua tahun ini, enggak ada yang beli poster pahlawan, presiden, sekolah pada tutup,” kata dia. (Josua)