Kalau hidup diibaratkan jalan raya, maka Dr. Oking Ganda Miharja, barangkali sudah menempuh semua tikungan tajam dan tanjakan curamnya. Kadang mulus, kadang berlubang, tapi tak sekalipun ia berhenti. Hari ini, di ujung perjalanan panjang itu, ia berdiri tegak dengan toga di pundak dan gelar Doktor Ilmu Hukum di depan namanya.
Lampung Barat (Netizenku.com): Anak kelahiran Krui, Kabupaten Pesisir Barat ini dikenal sebagai sosok yang ulet, cerdas, dan berani mengambil risiko.
Saya mengenalnya sejak masa mudanya di dunia jurnalistik, wartawan muda yang tajam dalam menulis dan kritis dalam berpikir. Dari ruang redaksi yang sederhana, langkahnya tumbuh melampaui batas ketika ia mendirikan Media Nasional, media berskala nasional yang dibangun dari semangat idealisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun hidup Oking tak berhenti di dunia pers. Ia menapaki jalur politik, dan mulai dikenal publik Lampung saat mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2009.
Meskipun belum berhasil melangkah ke Senayan, pengalaman itu menjadi bekal berharga bagi langkah-langkah berikutnya.
Tahun 2015, Oking kembali turun ke gelanggang demokrasi, kali ini sebagai calon bupati Pesisir Barat.
Sekali lagi, takdir belum berpihak. Tapi dalam setiap kegagalan, Oking justru menemukan arah baru: bahwa perjuangan bukan tentang jabatan, melainkan tentang keberlanjutan pengabdian.
Perjalanannya di dunia hukum kemudian menjadi bab penting lain dalam hidupnya. Pernah menjabat Sekretaris Jenderal Perhimpunan Advocaten Indonesia (PAI), Oking kemudian mendirikan wadah baru bernama Persatuan Advokasi Indonesia (Persadin) dan dipercaya menjadi Ketua Umum.
Langkah itu diambil bukan karena ambisi pribadi, tapi karena keyakinan profesi advokat harus berdiri tegak di atas kebenaran dan keadilan, bukan tunduk pada tekanan kepentingan.
Kini, Oking menambah satu lagi capaian besar, yakni meraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Jayabaya, Selasa (4/11/2025).
Bagi sebagian orang, itu mungkin sekadar gelar akademik. Tapi bagi Oking, itu adalah penegasan bahwa belajar tak pernah mengenal usia dan perjuangan tak mengenal garis akhir.
Foto dirinya berseragam toga bersama para wisudawan lain menjadi simbol kerja keras, keikhlasan, dan ketekunan adalah kombinasi yang tak pernah gagal.
Di balik semua kesibukannya, Oking tetaplah manusia yang hangat. Ia adalah suami dari Dewi Hartini dan ayah dari seorang putra tunggal bernama Cikar Odhitia Kartadilaga yang menjadi sumber energi dalam setiap langkahnya.
Kini, tanggung jawabnya pun kian besar. Ia dipercaya menjadi Komisaris di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), posisi yang menuntut integritas, pengalaman, dan kemampuan membangun jejaring.
Dan soal jaringan, tak perlu diragukan lagi. Oking dikenal memiliki hubungan luas lintas kalangan, dari wartawan, politisi, birokrat, pengusaha, akademisi, hingga aktivis muda.
Ia punya kemampuan menjembatani perbedaan dan membangun komunikasi di ruang-ruang yang sering kali tak lagi terbuka. Di situlah letak kekuatannya, dirinya mampu hadir di berbagai lingkaran tanpa kehilangan jati diri.
Selain itu, Oking juga merambah dunia usaha perhotelan di wilayah Pesisir Barat, dan saat ini juga menjabat sebagai tenaga ahli DPR RI.
Dari wartawan, politisi, pendiri media, advokat, tenaga ahli beberapa bupati, hingga kini menyandang gelar doktor dan duduk sebagai komisaris, perjalanan Oking adalah bukti kalau hidup bukan tentang garis lurus, melainkan tentang kesetiaan pada proses.
Selamat, Dr. Oking Ganda Miharja, SH. Dari Krui ke Jakarta, dari ruang redaksi hingga ruang sidang, dari tinta wartawan hingga toga akademik, jejak langkahmu mengajarkan satu hal, bahwa tak ada jalan yang terlalu panjang bagi mereka yang terus berjalan dengan keyakinan. (*)








