Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba), Umar Ahmad SP, melakukan panen perdana budidaya ikan lele dengan sistem bioflock di Pondok Darussholihin Tebu Ireng 12, di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Selasa (8/12).
Budidaya lele ini merupakan paket bantuan Pemerintah Pusat yang diberikan melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Umar Ahmad menjelaskan nilai Nemen Nedes Nerimo yang dimunculkan Pemkab Tubaba dalam menanamkan, memperjuangkan nilai-nilai kebaikan di dalam mendesain semua program pembangunan di Kabupaten Tubaba ternyata saat ini mendapatkan respon yang cukup tinggi dari orang luar Tubaba.
\”Kita tidak menawarkan apa yang kita punya tetapi apa yang ingin kita capai di masa-masa yang akan datang. Nilai yang kita munculkan di tanah yang kita yakini akan tumbuh banyak kebaikan ini, menjadi daya tarik banyak orang juga ingin ikut menjadi pelaku sekaligus saksi di dalam proses kita menumbuhkan kebaikan itu. Mungkin 7 tahun yang lalu orang nggak begitu percaya ketika kita semua, ngomongin nilai Nemen Nedes dan Nerimo ini,\” kata dia saat panen perdana ikan lele yang juga dihadiri Ketua DPRD Tubaba, Ponco Nugroho, ST dan beberapa pejabat eselon.
Terkait dengan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, Umar Ahmad menyakini model budidaya tersebut bisa lebih hemat dan efektif, pengawasan mudah, kolam pun bersih.
\”Saya merasa bangga dan mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Pondok Pesantren Darussholihin yang telah mencoba mengembangkan budidaya lele sistem bioflok, dan mudah-mudahan keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi warga masyarakat lainnya untuk melaksanakan sistem budidaya bioflok,” kata Umar Ahmad.
Lebih lanjut, Umar Ahmad mengharapkan masyarakat di Tubaba untuk bisa mengembangkan budi daya ikan dengan sistem bioflok. Karena selain lebih ekonomis dan menguntungkan, juga dalam rangka mengurangi permasalahan atau dampak negatif yang sering kali timbul dari usaha budidaya lele,” ulasnya.
Sementara itu, potensi budi daya ikan di Tubaba, menurut bupati, masih sangat banyak seperti banyaknya jumlah bawang (Sungai) atau cekungan air di bantaran sungai yang dibuat oleh Tuhan cukup banyak di Tubaba.
\”Ini bisa menjadi tempat potensi pengembangan budi daya ikan. Puluhan ton ikan bisa dipanen dari ini, bila ini dimanfaatkan dengan baik. Memang, bantaran sungai sekarang ini bagi Teman-teman sudah tinggal namanya saja. Kenapa? karena sudah terjadi pendangkalan mulai banyak tertutup lumpur, kemudian hutan-hutan di samping kiri-kanan di tebang, sehingga tidak ada lagi tempat untuk tumbuh berkembangnya ikan sampai bisa dipanen secara alamiah,\” ujar bupati.
Namun, untuk mengembalikan fungsi dan habitat sungai tersebut, pihaknya saat ini tengah mengkaji dan mengusulkan untuk merevitalisasi sungai-sungai, sehingga nanti diharapkan hal ini bisa menjadi tempat untuk tumbuh berkembang biaknya ikan dan dapat menjadi peluang, lapangan pekerjaan bagi penggelola bawang-bawang ini,” tutupnya. (Arie/len)