Bandarlampung (Netizenku.com): Anggota KPU Provinsi Lampung Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat, Antoniyus Cahyalana, mendorong pasangan calon peserta Pilkada Serentak 2020 memanfaatkan media dalam jaringan (daring) dalam berkampanye lewat media sosial.
\”Ini kan di masa pandemik, kita menghindari jangan sampai pilkada menjadi klaster penularan Covid-19 kepada masyarakat. Saya berharap pasangan calon lebih intens di media sosial,\” kata Antoniyus saat ditemui di Swissbell Hotel Bandarlampung, Kamis (22/10).
Dia menyampaikan hasil survei nasional, sebagian besar pasangan calon belum banyak memanfaatkan media daring, sehingga KPU Lampung mengambil langkah tersendiri dengan memberikan contoh kepada pasangan calon.
\”Kami mengadakan sosialisasi tentang tahapan pemilihan dengan media sosial juga. Kami penuhi media sosial KPU dengan produk sosialisasi hanya untuk menggambarkan bahwa, menurut survei, pengguna internet sudah sangat tinggi,\” ujar dia.
Dengan aktif menyosialisasikan tahapan pemilihan lewat media sosial, KPU Lampung optimis mencapai partisipan pilkada di angka 77,5 persen.
\”Ya kita optimis tingkat partisipasi masyarakat tercapai 77,5 persen lewat kampanye dalam jaringan karena itu salah satu strategi,\” katanya.
Antoniyus menyampaikan pengguna internet di Indonesia mencapai 150 juta orang, yang juga merupakan pengguna media sosial.
\”Artinya media sosial itu diminati oleh masyarakat. Pengguna platform Youtube 88 persen, WhatsApp 84 persen, Facebook 82 persen, dan Instagram 79 persen. Anak-anak muda sekarang cenderung membuka media sosial.\”
\”Instrumen ini harusnya dimanfaatkan oleh pasangan calon, (hanya saja) kesadaran di pasangan calon belum muncul,\” katanya.
Berdasarkan pantauan Bawaslu RI di 270 daerah yang mengikuti pemilihan serentak 2020, sejak masa kampanye dimulai pada 26 September hingga 15 Oktober lalu, aktifitas kampanye lewat pertemuan terbatas mengalami peningkatan tajam, disusul alat peraga kampanye, bahan kampanye, dan kampanye daring yang minim.
Menanggapi hal itu, Antoniyus mengakui bahwa metode tatap muka masih diminati karena berhadapan langsung dengan pemilih yang secara psikologis memang berbeda.
\”Tapi ini kan di masa pandemik, kalau soal efektif dan tidak efektifnya itu tergantung bagaimana kita memanfaatkan media itu,\” ujarnya.
Menurut dia, kampanye di media sosial harus diaktifkan dan dilakukan secara masif meskipun pertemuan tatap muka tetap dilakukan karena tidak semua tempat ada internet atau blankspot.
\”Keduanya dikombinasikan oleh pasangan calon. Manfaatkan kedua-duanya, itu kata kuncinya. Jadi jangan ditinggalkan, kalau menurut saya,\” katanya. (Josua)