Bandarlampung (Netizenku.com): Jaringan Pendidik Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Provinsi Lampung mendorong KPU Kota Bandarlampung untuk melakukan simulasi protokol kesehatan di TPS daripada simulasi Sirekap.
\”Lebih baik KPU melakukan simulasi protokol kesehatan di TPS daripada simulasi Sirekap. Sirekap juga tidak menjadi acuan utama dalam pemungutan dan penghitungan suara; tetap C1 plano hasil hitung manual berjenjang yang jadi acuan,\” kata Erfan Zain selaku Koordinator Wilayah JPPR Lampung, Rabu (25/11).
KPU memiliki tanggung jawab untuk menyosialisasikan 15 hal baru di TPS kepada masyarakat melalui relawan demokrasi. Mereka menjadi ujung tombak KPU dalam menyosialisasikan tata cara pemilihan sesuai protokol kesehatan yang selalu digaung-gaungkan.
Secara nasional, ujar Erfan, JPPR mengkhawatirkan komitmen KPU untuk menjaga pilkada serentak menjadi pilkada sehat, tidak menjadi kluster baru penyebaran Covid-19 dengan jaminan TPS steril dari virus korona dan KPPS-nya bersih.
\”Saya yakin, sampai hari ini, masyarakat masih takut ke TPS kalau belum tahu protokol kesehatan yang diterapkan di TPS nanti,\” kata dia.
Penerapan protokol kesehatan di TPS merupakan tantangan yang sebenarnya bagi KPU sehingga masyarakat merasa aman dan yakin datang ke TPS pada 9 Desember mendatang.
Dari sejumlah protokol yang akan diterapkan, KPU salah satunya akan membatasi waktu memilih bagi warga dari total waktu yang ditentukan untuk menghindari kerumunan di TPS.
Informasi waktu pemilihan bagi pemilih akan diberitahu lewat formulir C yang akan dibagikan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) di setiap TPS.
\”Ketika seluruh warga Bandarlampung tercatat ke dalam DPT maka bisa ditentukan jam keberangkatan mereka. Tapi yang menjadi soal masih ada warga Bandarlampung yang tidak masuk ke dalam DPT. Ini menjadi soal bagaimana KPU mengantisipasi penumpukan itu sementara kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan tanpa mengganggu hak demokrasi masyarakat untuk memilih,\” ujarnya.
Erfan mendorong KPU untuk memanfaatkan waktu yang tersisa menyosialisasikan kepada masyarakat tentang protokol kesehatan di TPS.
\”JPPR lebih mendorong ke arah sana daripada hari ini melaksanakan simulasi Sirekap,\” tutup dia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Divisi Teknis dan Humas KPU Kota Bandarlampung Fery Triatmojo mengatakan aplikasi Sirekap juga merupakan hal baru di Pilkada Serentak 2020.
Penyelenggara pemilu memiliki kepentingan untuk akses informasi yang lebih cepat dan transparan terkait hasil pungut hitung suara di TPS.
\”Sedangkan simulasi protokol kesehatan secara pendanaan membutuhkan biaya yang lebih besar. Kita hanya menekankan pada penyediaan sarana,\” kata Fery.
Meski tidak melakukan simulasi protokol kesehatan di TPS, KPU telah menyediakan media campaign atau media sosialisasi berupa spanduk yang terpasang di setiap TPS.
Sementara antisipasi penumpukan pemilih pada waktu akhir pemungutan suara, KPU Bandarlampung hanya sebatas melakukan pengaturan jaga jarak saja.
\”Kita antisipasi di dalam TPS-nya artinya sebatas pemilih yang bisa masuk di ruang tunggu sebelum ke bilik suara, selebihnya menunggu di luar TPS,\” ujar dia.
Anggota KPU Provinsi Lampung Antoniyus Cahyalana mengatakan pihak penyelenggara sudah melakukan sosialisasi protokol kesehatan secara masif jauh hari sebelumnya.
\”Sebelum keluarnya PKPU Tungsura, kita sudah diminta untuk melakukan sosialisasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS-TPS dan dilakukan secara masif. Kalau di Bandarlampung mungkin belum sampai menyentuh kepada semua kelompok masyarakat. Maka di sisa waktu ini kita gencarkan itu dengan melibatkan badan adhoc kita,\” kata dia.
Salah satunya dengan menyebarkan video animasi tentang 15 hal baru di TPS lewat platform media sosial sehingga bisa diakses seluruh masyarakat.
Dan untuk antisipasi penumpukan pemilih di waktu akhir pemungutan suara di TPS, menurut Antoniyus penyelenggara dapat menambah jumlah bilik suara dari yang sudah ada; 2 bilik suara normal dan satu bilik suara khusus.
\”Itu kondisional saja, kalau memungkinkan juga tidak masalah. Tapi saat ini kalau disimulasikan enggak, apalagi cuma satu surat suara,\” pungkas dia. (Josua)