Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah bersama komunitas literasi Tubaba, dan Sekolah Seni Tubaba menggelar lomba baca puisi se-Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Jumat pagi (20/5) mendatang.
Lomba yang menyasar peserta didik setingkat SMP dan SMA/SMK akan dipusatkan di kawasan tiyuh-tiyuh Kota Budaya Uluan Nughik, Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah, dan penampilan para peserta akan dinilai oleh para dewan juri diantaranya, AKBP Sunhot P Silalahi, S.I.K., M.M (Kapolres Tulang Bawang Barat), Alexander GB (Penulis dan Aktor Teater Bandar Lampung dari Komunitas Berkat Yakin), dan John Heryanto (penyair dan pekerja seni pertunjukan).
John Heryanto, Nara hubung kegiatan tersebut mengungkapkan, melalui lomba baca puisi se-Tubaba tingkat SMP dan SMA/SMK, ini. Pelajar-pelajar tidak hanya dikenalkan kepada puisi-puisi karya pernyair Lampung dan Indonesia seperti Acep Zamzam Noer, Sutardji Calzoum Bahri, Afrizal Malna, Ari Pahala Hutabarat, Sapardi Joko Damono, Chairil Anwar, Isbedy Setiawan, WS. Rendra, Inggit Putria Marga, Iswadi Pratama, Subagyo Sastrowardoyo, Asrul Sani, Pranita Dewi, Esa Tegar Putra dan lain-lain. tetapi juga diajak untuk mengolah kreativitas dan ekspresi berbahasa, sekaligus membangun kepribadian.
“Mencintai dan memahami sastra Indonesia berarti juga merawat Indonesia,” kata dia, Kamis (12/5).
Menurutnya, kegiatan ini akan terselenggara atas kerjasama Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tubaba, Komunitas Literasi Tubaba dan Sekolah Seni Tubaba. Setalah sebelumnya diadakan pelatihan menulis cerpen dan puisi pada Maret-April 2022 untuk pelajar-pelajar di Tubaba.
“Lomba ini akan berlangsung tanggal 20 Mei 2022 dari pukul 08:00 WIB hingga selesai, di Kawasan Tiyuh-Tiyuh, Kota Budaya Uluan Nughik Tubaba. Dalam lomba tersebut akan ada pula pertunjukan musik, rampak kendang dari siswa/i Sekolah Seni Tubaba, serta pertunjukan tari Qeidirun dari Sanggar Sekar Bumi,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Sekolah Seni Tubaba Semi Ikra Anggara mengutarakan, karya sastra seperti puisi tentunya bukan hanya persoalan menyusun kata-kata semata, tapi juga sebagai upaya terus menerus memperbaharui bahasa, menemukan kesegaran pengungkapan atas bahasa.
“Lewat bahasa itu pula imajinasi menjadi satu bangsa dibangun, pengakuan atas satu bahasa yang sama dalam sumpah pemuda misalnya,” ujarnya.
Berbagai pengetahuan lokal, pola pikir dan falsafah hidup suatu masyarakat, lanjut dia, dijaga lewat cerita rakyat atau sastra lisan yang diceritakan secara temurun seperti cerita Bunian di Tubaba atau cerita-cerita rakyat lainnya.
“Dalam karya sastra itu pula terdapat refleksi dan permenungan atas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat pada masanya. Sehingga wajarlah bila ada pepatah klasik mengatakan bahwa untuk mengetahui sejarah dan peradaban suatu bangsa maka lihatlah karya-karya sastranya,” tutupnya. (Arie/Leni)