Menakar Bung Mirza dari Angka 100

Hendri Setiadi

Selasa, 3 Desember 2024 - 10:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mungkin masih terngiang di telinga publik bunyi visi-misi yang pernah disampaikan Rahmat Mirzani Djausal pada masa kampanye kemarin. Publik menyimak lalu terpikat. Kini giliran publik menagih janji. Amanahkah RMD?

KAWAN, masih terlalu dini mengulas tentang amanah atau tidak. Dilantik pun belum?!” mungkin ada di antara pembaca yang bergumam demikian.

Tentu, ada pula di antara pembaca yang sering mengalami, bagaimana repotnya ibu mewanti-wanti anaknya yang hendak berangkat sekolah agar berhati-hati di jalan. Padahal langkah kaki anaknya belum lagi ke luar pintu rumah. Apakah berondongan petuah yang mengharapkan buah hatinya baik-baik saja di sepanjang perjalanan dan selamat sampai tujuan layak disebut kenyinyiran seorang bunda?

Ah, mengaku saja, kesan awal tentu banyak di antara kita yang menyetempel tindakan itu sebagai sesuatu yang berlebihan. Kelewat cerewet!

Baca Juga  Robohnya Patung Kami dan Fenomena Sen Kiri Belok Kanan

Kendati sampai akhirnya waktu pula yang akan menjawab. Seiring merambatnya detik jarum jam, beriringan dengan kematangan cara berpikir, barulah kita menyadari kalau petatah-petitih yang diutarakan ibu tiada lain sebentuk ungkapan sayang. Cara seorang ibu mengekspresikan rasa.

Lantas, bolehkan bila berbagai ungkapan -termasuk yang bernuansa mengingatkan- yang disampaikan publik kepada Rahmat Mirzani Djausal atau sebut saja Mirza, selaku gubernur Lampung mendatang, dimaknai sebagai ekspresi rasa peduli seperti cerita di atas. Bukankah sejatinya kemunculan Mirza tak ubahnya “jabang bayi” yang dilahirkan dari “bilik suara” lewat rahim publik?

Pengingat yang disampaikan hari ini bisa saja dipandang sebagai aba-aba, penanda. Fase merebut simpati publik sudah dilewati Mirza-Jihan. Kini tiba waktunya bersiaga untuk membalas budi. Selaku manusia-manusia beradab tentu sangat mafhum dengan etika itu.

Baca Juga  Bung Mirza, Diajak Ngopi Sama Petani

Mulailah dibuka kembali lembaran-lembaran salinan visi-misi yang dikumandangkan pada masa kampanye lalu. Benar, Mirza pernah bilang akan mengusung spirit kolaborasi dengan pemerintah pusat. Dimana program-program pembangunan yang bakal diimplementasikannya akan diselaraskan dengan gerak langkah kebijakan Istana. Supaya terjalin rampak gendang yang harmonis antara pusat-daerah. Terlebih Presiden Prabowo Subianto notabene komandan Mirza di Partai Gerindra.

Hanya saja perlu pula memberi porsi besar terhadap jurus “pijak bumi”. Beranjak dari keadaan riil di Lampung. Jangan sampai terlalu bersemangat mengedepankan spirit kolaborasi dengan mengakomodir segala kebijakan bernuansa top down, sampai mengabaikan kebutuhan kondisi khas di Lampung.

Mungkin benar, terlalu dini untuk memberi penilaian. Publik dan pers juga paham itu. Akan ada masanya untuk bisa mulai mengoreksi. Lazimnya di banyak tempat, penilaian kinerja suatu pemerintahan baru bakal mulai ‘diponten’ sejak rentang 100 hari berkuasa.

Baca Juga  Efek Kejut TPA Bakung yang Bikin Bingung

Pada durasi ini biasanya mulai terlihat ancang-ancang yang bisa menunjukkan preferensi sang nakhoda akan membawa kapalnya ke arah mana.

Sejak saat itu pula publik dan pers mencatat. Apakah visi-misi kampanye dijalankan, atau malah mengulang sejarah dimana fakta di depan mata telah menunjukkan, ingkar janji pada publik cukup sekali bertakhta!

Jika Bung Mirza tahu balas budi, publik pun tahu tanda berterima kasih, sebab “air susu (tidak selalu) dibalas air tuba. “Hati-hati di jalan” menurut tembang Tulus. Karena di ujung perjalanan telah menunggu kuasa publik.

Apakah tiket kepemimpinan mendatang akan kembali diamanahkan atau Bung Mirza malah dicampakkan seperti cerita sejarah yang sudah-sudah. Sebab Bang Haji Rhoma pun pernah bertitah, “Cukup sekali aku merasa…” (*)

Berita Terkait

Tak Perlu Kepala Babi dan Bangkai Tikus untuk Membuat Kicep
Kebohongan Resmi dan Keterangan Palsu
Jurnalis dan Macan dalam Kandang
Antara Eka, Taring dan Bodyguard
Efek Kejut TPA Bakung yang Bikin Bingung
Pengkhianat yang Berkhianat
Bung Mirza, Diajak Ngopi Sama Petani
Bung Mirza, Dengar Sebelum Teken

Berita Terkait

Kamis, 13 Maret 2025 - 23:08 WIB

Jelang Arus Mudik, Mendagri Soroti Kondisi Jalan di Lampung, Perbaiki!

Jumat, 21 Februari 2025 - 20:07 WIB

Purnama Wulan Sari Mirzani Djausal Dilantik sebagai Ketua TP. PKK dan Ketua TP. Posyandu Provinsi Lampung

Jumat, 21 Februari 2025 - 09:18 WIB

Serangan Digital pada Media Siber Bentuk Lain Kekerasan terhadap Pers

Kamis, 20 Februari 2025 - 20:34 WIB

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal Resmi Terima Jabatan, Tekankan Kolaborasi untuk Kemajuan Daerah

Kamis, 20 Februari 2025 - 19:10 WIB

Presiden Republik Indonesia Lantik Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Periode 2025-2030

Rabu, 19 Februari 2025 - 22:20 WIB

Gubernur Lampung Terpilih dan Wakil Gubernur Terpilih Ikuti Gladi Prosesi Pelantikan

Sabtu, 21 Desember 2024 - 07:19 WIB

Pj. Gubernur Lampung Samsudin Dampingi Mensos Gus Ipul Dalam Perayaan HKSN 2024 di Pringsewu

Rabu, 11 Desember 2024 - 13:31 WIB

Lampung Raih Penghargaan Provinsi Pembina KKP HAM 2024 pada Puncak Peringatan Hari HAM Sedunia Ke-76

Berita Terbaru

Diskusi bersama Bung Mirza di masa kampanye. (foto: dok pribadi)

Celoteh

Kebohongan Resmi dan Keterangan Palsu

Senin, 24 Mar 2025 - 05:01 WIB

Gubernur Mirza didampingi Kepala BPKAD Marindo Kurniawan dan Koordinator Pemred Club, Herman Batin Mangku, saat berbuka bersama di hotel Akar, Sabtu (22/3/2025).

Lampung

Gubernur Mirza “Titip” 3 Poin pada Pemred Club

Minggu, 23 Mar 2025 - 00:48 WIB