Bandarlampung (Netizenku.com) : Pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai membuat dampak yang makin meluas di Masyarakat. Dampak ekonomi merupakan yang paling terasa di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Di saat masyarakat membutuhkan asupan gizi cukup dan ketenangan jiwa menghadapi pandemik yang telah menginfeksi lebih dari 100 ribu orang, PHK, dan perumahan karyawan tak bisa dihindari.
Selain itu, potensi kemarau yang diprediksi akan terjadi hingga akhir tahun akan membuat sebagian warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Melihat kondisi tersebut, ACT Lampung melaunching Gerakan Nasional Lumbung Sedekah Pangan (GNLSP) dengan tagline \’Beri Sedekah Terbaikmu, Ambil Secukupnya Bagi yang Perlu\’.
Kepala Cabang ACT Lampung Dian Eka Darma Wahyuni, Sabtu (8/8), mengatakan bahwa kegiatan perdana Lumbung Sedekah Pangan dimulai pada Jumat (7/8) kemarin dan akan terus berlanjut.
\”Program yang dicanangkan merupakan bentuk saling gotong-royong antarmasyarakat. Bantuan yang disalurkan bisa berupa bahan pokok, air minum, sayur mayur, suplemen kesehatan dan bahan kebutuhan sehari-hari lain,\” katanya.
Etalase Lumbung Sedekah Pangan juga akan ditempatkan di beberapa lokasi yang layak mendapatkan bantuan pangan.
Pengumpulannya mengajak jamaah masjid, civitas akademika di sekolah-sekolah dan tempat umum seperti area Car Free Day (CFD) sehingga gerakan tersebut menjadi sangat masif.
Florentino Napitupulu, selaku pengusaha Kopi Hitado sangat bangga sekali dengan Gerakan Nasional Lumbung Sedekah Pangan.
Dengan konsep Ambil Secukupnya dan Beri Sebanyak-banyaknya sangat bisa menggerakkan masyarakat bergotong-royong.
Harapannya gerakan bisa berlanjut sehingga masyarakat dapat menikmati sebagian dari rejeki masyarakat yang lain.
\”Untuk itu, Kopi Hitado akan menyumbangkan beberapa gelas setiap pekannya kepada yang membutuhkan,\” ujarnya.
Kemudian dirinya akan berkomunikasi dengan gereja tempat ibadahnya supaya turut mendukung Gerakan Nasional Lumbung Sedekah Pangan.
Sementara, Senen (49) warga Teluk Betung yang sehari-hari memulung sampah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari istri bersama empat anaknya merasa sangat bersyukur dengan adanya Gerakan Nasional Lumbung Sedekah Pangan.
\”Masih ada orang baik di Lampung yang peduli berbagi kepada masyarakat prasejahtera. Terlebih harga rongsok terjun bebas sejak awal pandemi korona, saya hanya mendapat penghasilan paling tinggi 50 ribu setiap harinya,\” kata Senen yang setiap hari berkeliling mendorong gerobaknya hingga Pahoman Bandarlampung.
“Kalau hari Jumat banyak yang memberi makan, tapi kalau hari biasa enggak ada. Di sini masih banyak yang membutuhkan, apalagi harga rongsokan anjlok banget sejak awal korona. Terimakasih buat yang memberikan bantuan lewat ACT ini,” ucapnya. (Josua)