Booming Kratom, Dielu-elukan Berkhasiat Sekaligus Dicurigai Sumber Mudarat

Luki Pratama

Jumat, 28 Juni 2024 - 17:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanaman Kratom. (Foto Dok. Detikcom/Rachman)

Tanaman Kratom. (Foto Dok. Detikcom/Rachman)

Pasca Presiden Jokowi menitahkan perlu ada regulasi terkait budidaya kratom, polemik segera saja merebak. Secara ekonomis tanaman kratom tak ubahnya “emas” di pasar ekspor. Sedangkan Badan Narkotika Nasional (BNN) justru “bernafsu” memasukkan tanaman yang memiliki efek sedatif ini ke golongan l narkotika.

Bandarlampung (Netizenku.com): SEJATINYA kratom merupakan tanaman endemik Asia Tenggara. Spesifikasi tanaman ini termasuk dalam suku Rubiaceae seperti tanaman kopi. Bila tumbuh optimal batangnya mampu mencapai ketinggian 10 hingga 30 meter.

Di Indonesia, secara tradisionil kratom digunakan masyarakat untuk menambah stamina, mengatasi nyeri, rematik, asam urat, hipertensi, gejala stroke, dan diabetes. Kratom juga dianggap mampu mengatasi masalah susah tidur, luka, diare, batuk, kolesterol, tipus, hingga membantu menambah nafsu makan.

Keyakinan serupa juga diamini masyarakat di negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia. Bahkan, di Negeri “Gajah Putih” Thailand, daun kratom juga dikonsumsi untuk mendatangkan perasaan yang menyenangkan.

Sederet kandungan bermanfaat itu membikin negara Eropa dan Amerika kepincut. Mereka berani bayar mahal. Warga Sintang, Kalimantan Barat, yang sudah lama kenal tanaman kratom sempat menyicipi lezatnya hasil ekspor. Bahkan sekilogram remahan daun kratom nyaris setara harga 1 gram emas. Atau per kilogram remahan kratom dibandrol Rp60 ribu sampai Rp70 ribu. Itu baru remahan daunnya. Belum lembaran daun utuh. Harga mengikuti kualitas.

Baca Juga  Dukung PJJ, Indosat Ooredoo Siapkan Platform API Gift Data

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu mengalami pertumbuhan dengan tren sebesar 15,92% per tahun, sejak tahun 2019 hingga tahun 2022. Salah satu negara tujuan ekspor utama kratom Indonesia adalah Amerika Serikat. Pada periode Januari-Mei 2023, porsi AS mencapai US$4,86 juta (sekitar Rp80 miliar) atau 66,30% dari total ekspor kratom Indonesia.

Sungguh prospek menggiurkan. Tak heran kalau potensi ini sampai dibawa ke meja rapat terbatas antara Presiden Jokowi bersama beberapa menteri terkait. Seperti dibilang Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, pemerintah bakal mulai membudi dayakan tanaman kratom secara massal jika regulasinya sudah jelas.

Termasuk mengatur tata niaga agar kualitas dan mutu kratom terjamin. Sebab, imbuh Andi, para eksportir sempat mendapat penolakan di luar negeri, lantaran daun kratom yang diekspor mengandung bakteri salmonella, E.coli dan logam berat.

Baca Juga  Telkomsel Perkenalkan Identitas Baru sebagai Simbol Perubahan

Dia juga menyebut tren harga kratom sekarang lagi melorot. Penyebabnya karena merebaknya perdagangan kratom secara bebas. Malah banyak bermunculan spekulan yang bermanuver banting harga saat ekspor, demi mengejar kuantitas dan persaingan dagang. Akibatnya, 18 ribu petani kratom seperti data yang disebutkan Kepala Staf Presiden Moeldoko, terkena imbas.

Tapi, tenang. Pemerintah yakin bisa memberesi perkara itu. Termasuk sama yakinnya mereka terhadap harga kratom yang bakal melejit kembali kalau sudah ditangani secara baik.

Sayangnya, disela optimisme tersebut, sayup-sayup terdengar suara cemas yang berasal dari BNN. Lembaga yang getol memerangi narkotika ini justru ketar-ketir kalau kratom sampai naik daun, mendadak tenar.

Sebab, seperti pernah dijelaskan Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Sulistyo Pudjo Hartono, pihaknya masih berkeyakinan kratom dapat menimbul efek kecanduan. Bahkan, sejak lima tahun terakhir mereka terus berupaya memproses supaya kratom dimasukkan ke golongan I narkotika.

Baca Juga  PGN Pastikan Layanan Gas Bumi Aman dan Handal Selama Idul Fitri 1445 H

“Sebenarnya bukan cuma kami yang beranggapan demikian. Di dunia juga sudah banyak negara yang menyatakan kratom sebagai narkotik yang dilarang. Itu real,” tegas Sulistyo, seraya menyebut tanaman kratom mengandung 9-Hydroxymitragynine dan mitragynine yang memiliki efek sedatif.

Bahkan, sambungnya, sejak 2023 hingga Juni 2024 ini sudah ada 133 orang yang menjalankan proses rehabilitasi ketergantungan kratom di fasilitas-fasilitas BNN di Indonesia. Itu baru mencakup rehab-rehab BNN saja. Belum termasuk tempat-tempat rehab swasta yang jumlahnya mencapai 900 lebih.

“Kita banyak temukan orang memakai teh kratom itu bisa kecanduan. Apalagi kalau dimurnikan. Itu bisa menjadi sangat berbahaya,” pesan Sulistyo.

Kalau sudah begini daun kratom tak ubahnya bagai makan buah simalakama. Dimakan mati ibu, tak dimakan mati bapak. Selanjutnya, kita lihat keputusan akhir apa yang bakal dijalani pemerintah. (dari berbagai sumber). 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Pemprov Lampung Tandatangani MoU Bersama Pemprov DKI Jakarta, Adopsi Super Apps JAKI dan Sistem Digital Tracking
TPK Hotel Berbintang di Lampung Alami Kelesuan
80 Ribu Kopdes Merah Putih Siap Diluncurkan, Ini Bedanya dengan KUD
Waspada! NTP Lampung Turun Menjelang Panen Raya
Kinerja Ekspor Impor Lampung Kembali Bergairah
Inflasi di Lampung Masih Dipicu Persoalan ‘Perut’
Deflasi Berlalu, Maret 2025 Lampung Inflasi 1,58 Persen
PGN Pastikan Keamanan Layanan dan Kenyamanan Pelanggan Selama Libur Lebaran
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 26 Desember 2024 - 21:29 WIB

Anggota DPR RI Irham Jafar Tinjau UPPO di Bandar Agung

Jumat, 22 November 2024 - 11:35 WIB

Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela Gelar Acara Meriah untuk Masyarakat

Minggu, 3 November 2024 - 00:21 WIB

Kelompok MAMITE Masih Jadi Momok Inflasi di Lampung

Jumat, 13 Oktober 2023 - 15:11 WIB

Warung Sehat Inovasi Kimia Farma dan BUMDes Lamtim

Rabu, 6 September 2023 - 19:49 WIB

Arinal: Sinergi Pemerintah-Masyarakat Alpukat Siger Giri Mulyo Berbuah Manis

Minggu, 20 Agustus 2023 - 22:47 WIB

SIEJ Simpul Lampung-Balai TNWK Gelar Diskusi Perlindungan Gajah Sumatera

Minggu, 8 Januari 2023 - 20:21 WIB

Dewan Dakwah Siap Bangun Perkampungan Keluarga Yatim

Jumat, 21 Oktober 2022 - 19:22 WIB

OJK Gelar Inklusi Keuangan Syariah di Lampung Timur

Berita Terbaru

Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, saat memberi keterangan keberadaan perambah di TNBBS. (foto: Netizenku.com)

Lampung Barat

Parosil: Saya Dukung Pengosongan Hutan Lindung dari Perambah

Kamis, 17 Apr 2025 - 01:41 WIB