Bandarlampung (Netizenku.com): Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Provinsi Lampung terus berkomitmen meningkatkan literasi masyarakat.
Salah satu fokus utamanya adalah pembinaan terhadap perpustakaan desa dan Taman Baca Masyarakat (TBM) di seluruh wilayah Lampung.
Kepala Dinas Perpusda Provinsi Lampung, Risky, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 330 perpustakaan desa dan TBM yang tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung.
“Pembinaan perpustakaan desa ini menjadi fokus utama kami dalam upaya meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat,” ujarnya, Rabu (3/4).
Untuk melakukan optimalisasi terhadap perpustakaan desa, urai Risky, tim Perpusda Lampung turun langsung ke daerah-daerah untuk melihat kondisi perpustakaan desa.
Dengan begitu, lanjut dia, pihaknya dapat menentukan apa yang bisa diperbantukan untuk mengoptimalkan perpustakaan desa dan TBM.
“Kita melakukan monitoring. Semisal membutuhkan buku, atau bimtek itu bisa langsung kita bantu dan dampingi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Risky memaparkan,tujuan utama dari pembinaan ini adalah tersebut untuk meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan desa dan TBM, serta meningkatkan minat baca masyarakat.
“Untungnya kami kompak, meskipun ini kewenangan kabupaten/kota. Kita tidak ingin lepas tangan karena itu juga menjadi tanggung jawab perpusda Lampung,” terangnya.
Diuraikannya bahwa saat ini dari 330 perpustakaan desa dan TBM hanya terdapat 8 perpustakaan desa yang mengantongi akreditasi. Akreditasi tersebut, jelasnya, meliputi indikator jumlah buku, pengelolaan, maupun SDM.
Memang, sambungnya, kondisi di Provinsi Lampung memiliki tantangan tersendiri dalam meningkatkan minat baca. Hal itu tercermin dari pengelolaan perpustakaan desa maupun sekolah yang lebih memprioritaskan infrastruktur dari pada buku bacaan.
Ia paham anggaran sekolah maupun desa terbatas. Namun, harusnya bukan menjadi masalah ketika lebih diberi perhatian dan dikelola secara kreatif.
“Ada DD (dana desa, red) maupun anggaran BOS. Cuma Kita sadar bisa jadi karena gedungnya rusak sehingga butuh segera direnovasi,” jelas Risky sembari memberi perbandingan pengelolaan perpustakaan desa dan sekolah di Pulau Jawa yang banyak dilakukan secara kreatif dan tidak melulu mengandalkan anggaran pemerintah.
kendati demikian, Risky optimis melalui upaya pembinaan yang berkelanjutan, indeks literasi masyarakat di Provinsi Lampung akan mengalami peningkatan.
Baginya, pengoptimalan perpustakaan desa dan TBM merupakan investasi masa depan yang dapat membuahkan SDM unggul lantaran tercapainya indeks literasi tinggi di Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai ini.
Pihaknya juga mengajak seluruh elemen untuk dapat berperan aktif meningkatkan literasi di Lampung.
“Seperti tagline dimulai dari desa. Tujuan akhirnya tidak lain untuk meningkatkan minat baca di Provinsi Lampung,” tutupnya. (Luki)