Tanggamus (Netizenku): Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Tanggamus menangkap Fredy Wang Patinasarani alias Gope (24), seorang narapidana (Napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kota Agung, karena memiliki narkotika obat-obatan jenis ekstasi yang dikemas dalam kotak rokok.
“Narkotika jenis inex sejumlah 49 butir dimasukkan dalam kotak rokok berwadah plastik, dan disembunyikan di dalam kantong celana jeans pendek warna hitam,” kata Kasat Res Narkoba Iptu Anton Saputra, SH. MH mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, S.IK. M.Si di ruang kerjanya, Jumat (23/3/18) sore.
Iptu Anton Saputra menjelaskan, narapidana tersebut sebelumnya diamankan petugas Lapas Kota Agung setelah dia menerima kiriman celana, kemarin Kamis (22/3) sekitar pukul 14.30 Wib. \”Setelah kami menerima laporan Kalapas, pelaku langsung kita jemput dibawa ke Polres,\” jelasnya.
Saat ini, pelaku yang merupakan Napi kasus pencabulan anak dibawah umur itu, diamankan Polres Tanggamus berikut barang bukti sebanyak 49 butir pil ekstasi warna hijau merk inek di Satuan Reserse Narkoba Polres Tanggamus guna proses penyidikan lebih lanjut.
\”Atas perbuatannya, pelaku terancam pasal 114 ayat 2, 112 ayat 2 undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika,\” tandasnya.
Sementara berdasarkan pengakuan pelaku, barang haram tersebut diterimanya dari seseorang yang mengaku bernama Samsuri, asal Bengkulu.
\”Awalnya, seminggu lalu mendapat telepon dari teman saya Roni di Jakarta, dia mengatakan bahwa nanti ada temannya telepon dan ikutin saja permintaannya. Selang sehari, orang yang mengaku Samsuri menghubungi menawarkan ikan alias Ekstasi setelah saya setuju dengan harganya kemarin dikirim ke Lapas, saya juga tidak tau siapa yang mengirimkan,\” beber Fredy saat dimintai keterangan.
Lantas untuk apa ekstacy sebanyak itu Fredy mengatakan rencananya akan menjualnya kepada Napi lain seharga Rp300 ribu. \”Untuk kesepakatan harga dengan Samsung, ekstasi dihargai Rp200 ribu perbutir dan akan dibayar setelah barang tersebut laku,\” jelasnya.
Terpisah, Kalapas Way Gelang Heru Suprijo Winardi mengaku selama ia menjabat, baru kali ini menemukan kasus penyelundupan Narkoba ke dalam Lapas.
\”Baru ini menemukan penyelundupan Narkoba,\” kata Heru melalui sambungan telepon.
Ia juga mengaku komitmen dalam pemberantasan Narkoba di lingkungan Lapas, dengan mengantisipasi melalui berbagai cara.
\”Antisipasi peredaran Narkoba kami lakukan melalui berbagai cara meliputi penggeledahan pengunjung besukan di pintu utama, pengawasan menara atas dan razia insidentil minimal seminggu sekali di kamar hunian,\” bebernya.
Selain itu, antisipasinya dengan menambah personil untuk regu jaga sejumlah 24 orang. \”Sebelumnya hanya 4 personil dalam melaksakan piket, namun setelah mendapatkan tambahan 4 orang per regu, maka saat ini masing-masing regu berjumlah 8 orang petugas piket,\” terangnya.
Lanjutnya, penguatan pengawasan menara atas dilakukan mengantisipasi pelemparan barang dari luar. Menurut Kalapas hal itu karena pernah sekali mencurigai barang-barang dari luar oleh orang tidak dikenal mengingat pagar Lapas rendah.
\”Sebelumnya pernah ada orang tidak dikenal membawa sepeda motor lalu melemparkan sesuatu ke dalam lapas namun saat diperiksa ternyata isinya hanya rokok.\” pungkasnya. (*/Rapik)