Pesawaran (Netizenku.com): Ketidak Netralan ASN di Pilkada Kabupaten Pesawaran kembali terkuak, sebelumnya Camat Negeri Katon, Enggo Pratama, tertangkap tangan oleh warga saat membawa ratusan APK bergambar Calon Bupati 02 yang tersimpan di dalam mobil dinasnya, diduga baleho tersebut akan dibagikan ke desa-desa di wilayah kecamatan tersebut.
Kali ini kembali terjadi, ribuan stiker bergambar pasangan Nanda Indira-Antonius kedapatan tersimpan rapi dalam laci meja kerja Widiyantoro Pj Kepala Desa Suka Raja, Kecamatan Gedongtataan, Minggu malam (6/10/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.
Namun sangat disayangkan saat ditemukannya ribuan stiker bergambar Nanda-Antonius di ruang kerja Pj Kades Widiyantono tersebut, ada upaya-upaya untuk menghilangkan barang bukti oleh pihak pendukung 02.
“Pada malam ditemukannya ATK tersebut sempat ada upaya-upaya untuk menghilangkan barang bukti, kita saat di situ menemukan kecurigaan ada oknum yang mencoba menerobos masuk ke kantor desa lewat pintu belakang, ada dugaan mereka itu akan menghilangkan barang bukti,” sesal Buamiaroh selaku Tim Pemenangan 01 dari Partai Demokrat, saat ditemui di Kantor Bawaslu Pesawaran, Senin (7/10/2024).
Dari temuan itu Tim Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Aries Sandi-Supriyanto langsung melaporkannya ke Bawaslu, dan berharap pihak Bawaslu bisa berlaku adil jangan berat sebelah, terpenting jangan sampai masuk angin.
“Ya kita hari ini laporkan temuan adanya APK di ruang kerja Pj Kepala Desa Suka Raja yang kita ketahui dia ini adalah ASN. Dari saya dan juga seluruh tim pemenangan 01, tentunya Bawaslu bisa berlaku adil, menegakkan demokrasi di Pilkada ini, tidak ada tembang pilih jangan ada berat sebelah jangan sampai masuk angin,” tegas Bumairoh.
Bumairoh menjelaskan awal terbongkarnya keberadaan ribuan stiker yang dibungkus kantong plastik berwarna merah di dalam laci meja Pj Kades Suka Raja itu, dari informasi masyarakat bahwa di dalam kantor Desa Suka Raja ada APK salah satu calon.
Kemudian dari informasi itu pihaknya mencoba berkomunikasi aktif dengan Pj Kepala Desa agar bisa dibukaan pintu kantor yang terkunci. Namun, Pj kades menolak dengan alasan bukan hari jam kerja.
“Oke kita hargai keputusan itu, lalu kita buat kesepakatan, mereka siap membukakan esoknya sekitar pukul 09.00 WIB pagi, dengan disaksikan Sekdesnya, lantaran kades tidak bisa hadir. Benar saja saat kita buka di dalam rungan Pj Kades banyak tersimpan di laci meja ribuan stiker bergambar Nanda Indira-Antonius,” ungkap Bumairoh. (Soheh)