Pringsewu (Netizenku.com): Unit Reskrim Polsek Pringsewu Kota, Polres Pringsewu mengamankan seorang terduga pelaku tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur pada Sabtu (10/10).
Pelaku berinisial MR alias Sangsang alias Acang alias Parjo (17) warga Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran, yang melakukan cabul terhadap korban FA yang baru berusia 14 tahun yang merupakan warga Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, pada Jumat (18/9/2020) lalu.
Dengan TKP di sebuah rumah kost yang berlokasi di Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu.
Sementara pelaku ditangkap oleh petugas pada Sabtu (10/10) pukul 18.00 WIB saat sedang berada di sebuah bengkel di wilayah Pekon Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran setelah adanya laporan pengaduan yang dibuat oleh orang tua korban.
Hal tersebut disampaikan Kapolsek Pringsewu Kota Kompol Atang Samsuri SH mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri SIK pada Senin (12/10) di Mapolsek Pringsewu.
Kompol Atang menjelaskan kejadian tersebut bermula pada Kamis (17/9/2020) sekira pukul 19.30 WIB, korban dijemput oleh pelaku MR di Pekon Way Jaha Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.
Lalu korban diajak ke sebuah rumah kost yang berada di wilayah Kelurahan Pringsewu Barat.
Kemudian sekira pukul 01.00 WIB di dalam kamar kost-kostan tersebut korban dicabuli oleh pelaku MR dengan bujuk rayu bahwa pelaku akan bertanggung jawab akan menikahi korban jika korban hamil.
“Pelaku MR ini sudah 3 kali melakukan perbuatan bejatnya terhadap korban, yaitu tanggal 18, 20 dan 21 September 2010 di lokasi yang sama yaitu di rumah kost-kostan yang berlokasi di Kelurahan Pringsewu Barat” ungkap Kompol Atang.
“Korban sampai mau disetubuhi karena termakan bujuk rayu yang dijanjikan oleh pelaku akan dinikahi,” tambah dia.
Atas perbuatannya, pelaku disangka telah melanggar Pasal 76 E jo Pasal 82 ayat (2), Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016, tentang perubahan kedua atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak menjadi undang-undang.
“Pelaku diancam dengan hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun. Tetapi karena pelaku masih berstatus di bawah umur maka untuk proses peradilan masih mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak,” pungkas Kompol Atang. (Reza)