Pringsewu (Netizenku.com): Warga Pekon Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, digegerkan dengan warga yang tewas diduga akibat terkejut karena mendengar suara petir yang keras.
Korban Turino Rohadi (56) yang merupakan warga RT 07/RW 02 pekon setempat pertama kali ditemukan istrinya Mugiati dalam kondisi tergeletak di bawah tenda yang didirikan di tengah sawah miliknya di Pekon Sidoharjo pada Minggu (12/9) sore.
Kapolsek Pringsewu Kota Kompol Atang Samsuri SH menuturkan kejadian meninggalnya warga tersebut terjadi pada Minggu (12/9) sekira pukul 14.30 Wib.
Sebelumnya korban bersama sang istri sedang beraktifitas memanen padi di sawah. Kemudian pada siang hari turun hujan lebat disertai kilat dan petir.
“Pada saat terjadi petir korban sedang berteduh di tenda yang terbuat dari terpal sedangkan isterinya sedang menggepyok padi di sawah yang berjarak kurang lebih lima meter,” tutur Kapolsek Pringsewu mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri, SIk pada Minggu (12/9) sore.
Setelah terjadi bunyi petir yang cukup keras tersebut istri korban masuk ke dalam gubuk. Namun betapa terkejutnya dia saat mendapati sang suami sudah dalam posisi tergeletak tidak bergerak di bawah tenda.
Mengetahui suaminya dalam kondisi tidak baik tersebut lantas saksi meminta pertolongan warga, dan kemudian warga langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Setelah menerima laporan terkait tewasnya warga, aparat kepolisian langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan identifikasi terhadap korban.
“Setelah kejadian korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Husada untuk dilakukan pemeriksaan, namun korban diketahui sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi,” sambung Kapolsek.
Kapolsek mengungkapkan saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa meninggalnya korban, namun dugaan sementara penyebab meninggalnya korban akibat terkejut mendengar suara petir yang keras.
Dugaan sementara tersebut diperkuat dengan tidak ditemukannya bekas luka akibat sambaran petir di tubuh korban.
Atas kejadian tersebut keluarga korban mengaku menerima dan mengikhlaskan kepergian korban untuk selama-lamanya dan menolak untuk dilakukan proses outopsi terhadap jenazah.
“Saat ini jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan proses pemakaman,” tandasnya.
Turino Rohadi (56) diduga tewas karena mendengar suara petir yang keras. Adapun Saksi mata yang melihat Mugiyati istri korban (53), petani setempat Satiyo (57).
Mugiyati istri korban mengatakan sekira pukul 13.30 Wib korban bersama dirinya memanen padi di sawah belakang rumah, sekitar 200 m jarak dari rumah.
Dia menuturkan sekira pukul 15.00 Wib,terjadi hujan lebat disertai petir.
“Kami berdua berteduh di gubuk sawah. Pada saat petir yang kedua suara sangat keras disertai kilatan. Tidak lama setelah terjadi petir, saya minta tolong, melihat keadaan Bapak Turino. Sudah tidak sadarkan diri,” kata dia.
Setelah itu, lanjut dia, Satiyo datang berteduh tidak jauh dari korban sekitar 7 meter.
Kemudian membantu korban dan memanggil beberapa warga untuk dibawa ke rumah korban.
“Setelah itu pukul 15.30 wib warga dan kerabat membawa korban ke Rumah Sakit Mitra Husada di Ruang UGD. Pada saat di ruangan UGD, korban sudah meninggal dunia,” ujarnya.
Saat pemeriksaan medis tidak ditemukan luka bakar, kondisi muka korban agak membiru. Sekira pukul 16.20 Wib korban dibawa kembali ke rumah duka dan dimakamkam di TPU Sidoharjo. (Reza)