“Saya coba cari tahu lewat adik saya yang dulu kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor),” kata dia.
Berkat dipandu sang adik, Suryanto dan Suhadak kemudian berani melakukan uji coba sendiri.
“Saya mencoba bukan karena berani tapi karena putus asa,” ujar dia.
Suryanto menuturkan dirinya terkena serangan jantung di bulan November 2018 atau 10 bulan setelah dilantik sebagai Kepala Desa Braja Harjosari.
“Saya periksa ke rumah sakit ternyata jantung saya bengkak. Selama delapan bulan berobat tidak ada perubahan,” kata dia.
Kemudian Suryanto berobat ke dokter spesialis selama satu bulan. Setelah pembengkakan jantungya hilang, dia disarankan menjalani perawatan selama enam bulan.
“Baru berjalan lima bulan, saya tidak punya cost berobat lagi, terus saya lari ke (pengobatan) herbal, empon-empon. Dari artikel saya baca, untuk menjaga kita sehat, pembuluh darah harus sehat, salah satunya dengan buah bernung itu,” ujar dia.
Suryanto menghabiskan sembilan botol sari buah bernung kemasan 1,5 liter. Diminum setiap pagi dan sore menggunakan gelas kopi kecil. Dia mengklaim fisiknya merasa sehat setelah minum sari buah bernung.
“Kalau baru pertama konsumsi memang belum kelihatan ya, memang harus rutin, tergantung masing-masing kondisi orang,” kata dia. (Josua)