Lampung, KPK dan Politik Uang

Redaksi

Rabu, 11 April 2018 - 13:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku.com): Jelang Pilgub Lampung Juni mendatang, empat pasang calon yang akan bertarung makin tebar pesona kepada masyarakat hingga seluruh penjuru Lampung. Mereka menebar janji dan visi misi melalui sosialisasi, dengan satu harapan, 6 juta pemilih kagum dan \’termakan\’ janji, serta ikhlas untuk memilih pada hari pencoblosan nanti.

Begitu pun dengan mesin partai pengusung masing-masing paslon yang makin tancap gas bergerak, mengingat waktu sosialisasi kurang dari tiga bulan ke depan.

Namun mirisnya, tak sedikit dari paslon atau mesin partai yang diduga melakukan money politik demi memuluskan langkah menjadi penguasa di Lampung. Hal ini sangat memungkinkan terjadi mengingat Lampung, menurut Komisioner Bawaslu Lampung, Iskardo P Panggar, merupakan wilayah yang marak dengan politik uang. Sebab tak dipungkiri, masyarakat Lampung masih cukup pragmatis, sehingga slogan \’enek duite, aku nyoblos\’  menjadi slogan lima tahunan masyarakat Lampung. Miris..

Baca Juga  Biker Subuhan Sebarkan Virus Solat Subuh Berjamaah

Namun, kita juga mengakui, merubah paradigma seperti di atas sangat sulit dilakukan, terlebih dengan adanya \’serangan fajar\’. Ya, masyarakat Lampung tentunya cukup gembira dengan \’hadiah\’ cepek ataupun nopek ribu yang dibagikan paslon jelang detik-detik pencoblosan. Sebab, mereka berfikir, mendapat uang Rp100 ribu sampai Rp200 ribu sehari, cukup untuk kebutuhan 2-3 hari.

Baca Juga  Sejarah Panjang Kiswah Ka\'bah

Padahal, secara rasional, duit Rp100-200 ribu belum tentu merubah nasib mereka ke depan, jika memilih pemimpin yang salah. Tentunya, penyesalan yang akan terjadi. Namun hiraukan itu, karena (mungkin) mereka tak berfikir.

Menanggapi pesoalan ini, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan uang yang diberikan pasang calon untuk dipilih. Bahkan, Agus menegaskan untuk memilih calon pemimpin yang tidak mengiming-imingi uang.

\”Tiap pemilihan langsung seperti Pilkada saya selalu tekankan, jangan pernah memilih pemimpin yang memberikan uang, tetapi lebih ke program dan latar belakang si paslon,\” tegas Agus, saat penandatanganan pakta integritas komitmen rencana aksi pemberantasan korupsi, di Balai Keratun, Rabu (11/4).

Baca Juga  Sarjana, Ibu 2 Anak Ini Bergelut dengan Ban Bocor

Hal ini tentunya bukan hanya ditekankan kepada masyarakat, melainkan juga pasang calon yang akan bertarung. Sebab, pemimpin yang terpilih karena uang, tak dipungkiri ke depan bakal melakukan korupsi. Ujung-ujungnya, ya ke KPK.

Menarik jika hal tersebut kita kaitkan dengan jargon empat pasang calon yang akan bertarung. Masyarakat tentunya bisa menilai, pemimpin mana yang memanfaatkan pragmatis masyarakat, dan mana yang benar-benar sosialisasi lewat program dan kerja nyata (tanpa iming-iming).  (Rio/Aby)

Berita Terkait

Andai Saja Rektor UIN Lampung Ketua FPI, Mungkin Beda Cerita
Rajin “Mandi Ayat” Meruqyah Diri Sendiri, Halau Sihir dan Gangguan Jin
Madrasah Relawan Berbagi Nasi Bungkus dan Pesan Beribadah
Melongok Monumen Pers Nasional, Gudang Koleksi Suratkabar
Sarjana, Ibu 2 Anak Ini Bergelut dengan Ban Bocor
Sejarah Panjang Kiswah Ka\’bah
Biker Subuhan Sebarkan Virus Solat Subuh Berjamaah
Balada Pembuat Kapal Kayu, \”Gaji PNS Lewat Sama Upah Kami\”

Berita Terkait

Minggu, 8 Desember 2024 - 11:55 WIB

Pengkhianat yang Berkhianat

Rabu, 4 Desember 2024 - 20:10 WIB

Bung Mirza, Diajak Ngopi Sama Petani

Selasa, 3 Desember 2024 - 10:19 WIB

Menakar Bung Mirza dari Angka 100

Senin, 2 Desember 2024 - 08:32 WIB

Bung Mirza, Dengar Sebelum Teken

Selasa, 5 November 2024 - 09:38 WIB

Prabowo = Arinal?

Minggu, 3 November 2024 - 15:15 WIB

Arinal Menolak Jadi Raja Tega

Jumat, 13 September 2024 - 22:09 WIB

Arinal-Sutono is Back

Senin, 9 September 2024 - 13:35 WIB

Arinal Memang “Bejo”?

Berita Terbaru