Bandarlampung (Netizenku.com): Isu NU akan meninggalkan PKB semakin menguat usai pernyataan Gus Yahya ihwal menjaga jarak dengan politik praktis.
“NU dan PKB merupakan 2 lembaga yang memang terpisah sejak awal pendiriannya,” kata Koordinator Gusdurian Lampung, Umar Robbani, Sabtu (29/1).
Pada awalnya, PKB didirikan agar NU tetap menjaga khittahnya sebagai organisasi kemasyarakatan yang tidak terlibat dalam politik kekuasaan.
“Dengan melihat tujuan itu, tentu niat Gus Yahya pun memang sejalan dengan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) saat mendirikan PKB. Partai berlogo bumi itu merupakan wadah kader NU yang memiliki potensi dalam dunia politik,” jelas dia.
Selain itu, lanjut Umar, NU juga menolak jalan politik inkonstitusional.
Sehingga NU membentuk PKB untuk menjalankan visinya melalui jalur konstitusional namun tetap menjaga independensi NU. Dengan jalan politik itu, NU tentu tetap membutuhkan partai politik untuk mempengaruhi arah pemerintahan.
“Jalan politik NU adalah politik kebangsaan dengan tujuan kemaslahatan umat,” kata dia.
Menurut Umar meski wacana tersebut semakin merebak, PKB tidak akan jauh dari nilai-nilai ke-NU-an yang menjadi dasar tujuannya.
NU juga tidak akan benar-benar melepas partai yang lahir dari rahimnya. Sebab, PKB menjadi perahu bagi kader-kader NU untuk menjalankan visi besar organisasi terbesar di Indonesia ini.
“PKB merupakan satu-satunya partai yang memiliki basis ideologis saat ini, tentu ini juga harus dijaga agar tak terlalu larut dalam politik kekuasaan,” kata dia. (Josua)