Pesawaran (Netizenku.com): Ningrum (11), bocah Dusun Tanjung Jaya, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran hanya bisa tergeletak di tempat tidurnya, lantaran tak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri atas penyakit yang dideritanya.
Ayah Ningrum, Ahmad Yani (55) yang hanya menjadi orang tua tunggal setelah kepergian istrinya 3 bulan silam setelah terkena penyakit struk dan meninggal dunia, saat ini tak bisa berbuat banyak terhadap putri bungsunya itu, lantaran tak bisa bekerja, hanya menjaganya di rumah sambil menambal Ban.
Bahkan, mirisnya lagi, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, Ahmad Yani hanya bisa mengharapkan uluran tangan dari tetangga dan orang yang merasa iba dengannya. \”Saya tak bisa berbuat banyak atas apa yang diderita anak saya yang bungsu ini, karena sekarang saya tak bisa bekerja mencari uang untuk nafkah keluarga, untungnya saya dibantu dengan anak saya yang paling besar bekerja menjadi tukang rongsok, dan ke tiga kakaknya yang lain bersekolah, jadi saya hanya ngerawat anak di rumah,\” ucap Ahmad Yani, saat ditemui di kediamannya, Senin (9/4).
Penyakit yang diderita pada putrinya tersebut, kata Ahmad Yani, adalah gangguan saraf keseimbangan, dan menjadikan putrinya hanya bisa tergeletak dan diam saja di tempat di mana ia digeletakkan. \”Saya sudah berupaya terus menerus mengobati Ningrum, sewaktu tinggal di Kabupaten Tulang Bawang, dari RSUD Menggala yang menyatakan gangguan saraf keseimbangan, namun tak ada perkembangan, dan saya pergi juga ke pengobatan alternatif, namun anak saya tetap tak kunjung sembuh,\” ucapnya.
Dijelaskan Ahmad Yani, kondisi tubuh anaknya bila dilihat sama dengan anak seusianya, namun perbedaannya hanya tak bisa menggerakkan tubuhnya dan berbicaranya pun kurang. \”Anak saya cuma bisa nangis, teriak – teriak dan ketawa, kalau ngomong cuma bisa ayah sama ibu saja, tapi itu juga gak begitu jelas, terus yang buat saya takut, Ningrum sering mengalami kejang-kejang, dan saat kejang saya percikan air ke mukanya, agar sadar lagi,\” terang dia.
Diceritakan dia, sudah 4 tahun dirinya bersama anak-anaknya itu bertempat tinggal di Desa Tanjung Rejo, dan sudah pernah sekali berobat ke Puskemas Kalirejo, saat kondisi anak saya sakit demam. \”Ya saya sekarang cuma pasrah aja mas, karena keterbatasan biaya, dan fasilitas BPJS juga saya enggak punya,\” ucap Ahmad Yani.
Terkait perhatian dari pihak kesehatan, seperti Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten terhadap kondisi putrinya tersebut, dia menjelaskan selama ini tak pernah ada yang mengunjungi dan memperhatikan putrinya itu. \”Selama ini, belum pernah ada yang datang mas dari petugas kesehatan, gimana mau ngasih perhatian sama anak saya,\” terang dia.
Ahmad Yani berharap agar ada uluran tangan dari para orang baik yang mau membantu pengobatan anaknya, dan perhatian dari pemerintah. \”Harapnnya ada bantuan mas, untuk bisa mengobati anak saya dan meringankan beban hidup keluarga,\” ucapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terkait kondisi anak yang mengalami gangguan saraf keseimbangan tersebut, pihak Puskesmas Kalirejo mengaku tak mengetahui kondisi warga tersebut dan berbalik menanyakannya pada wartawan serta meminta data nama orang tua, anak dan tempat tinggalnya.
\”Memang ada mas ya, anak yang cacat gitu, nama orang tuanya siapa mas, anaknya siapa, dan rumahnya di mana? Kita nanti cek ke lokasi,\” tanya salah satu pegawai di Puskesmas Kalirejo. (Soheh)