Pesawaran (Netizenku.com): Dituding menjadi biang kerok terkait mangkraknya proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang menelan biaya hingga miliaran rupiah. Mantan Kepala Dinas Perkim Kabupaten Pesawaran, Firman Rusli angkat bicara, pihaknya mengutarakan bahwa apa yang dituduhkan itu tidak mendasar.
Proyek tersebut dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022, yang rencananya guna mengaliri air bersih empat desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Kedondong dan Waykhilau, Kabupaten Pesawaran.
“Mengenai saya yang dibilang biang kerok dalam hal ini, kita buktikan saja, cukup dengan melihat realita yang ada, akui saja kalau kita lalai dan salah, cari solusi yang terbaik, karena dalam hal ini ada pertanggung jawabannya. Karena mengelola uang negara itu ada konsekuensinya, tidak mungkinlah pekerjaan ini terbayarkan jika belum selesai dikerjakan,” ungkapnya.
Pihaknya membenarkan bahwa usulan untuk kegiatan pekerjaan SPAM itu, disusulkan pada saat dirinya menjabat sebagai kepala dinas Perkim. Namun itu hanya sebatas pengusulan, yang kemudian dalam pelaksanaannya dialihkan ke PUPR atas dasar regulasi.
“Memang benar kala itu Perkim pegang peranan pada proyek SPAM, mulai dari melakukan perencanaan survey, ide, bahkan MoU, akan tetapi mendekati pelaksanaan, SK penerima berubah dialihkan ke PUPR, dan Perkim dicoret dari kegiatan itu. Mulai dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, sudah tidak ada lagi. Walaupun benar awalnya kami di tahun 2022,” ungkap Firman.
Dilanjutkan Firman, semestinya terkait permasalahan ini bisa saling memberikan solusi, bukan malah sebaliknya saling tuding.
“Yang namanya kelalaian atau pun kesalahan itu ada konsekuensinya, sebab saya juga mengatakan jika saya tidak sanggup saya akan mundur, diawali dengan mengakui adanya kelalaian dan kesalahan di sini, dan mengikuti analisa awal sebagai konsepnya, dan jangan dulu menyelesaikan masalah jika kita belum tahu dimana kesalahannya,” sesal Firman.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Zainal Fikri, terkait polemik SPAM itu belum bisa dihubungi handponenya tidak pernah aktif. (Soheh)