Pringsewu (Netizenku.com): Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu menggelar Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 Kabupaten Pringsewu di Gedung DPRD setempat, Rabu (9/4/2025).
Rapat paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Pringsewu Suherman, dan dihadiri jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta berbagai elemen lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menyampaikan pemerintahan dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Pemerintahan, kata dia, bertujuan menyelenggarakan pembangunan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat.
“Pembangunan tidak bisa berjalan tanpa pemerintahan yang kuat. Karena itu, proses pembangunan harus dikawal dengan dasar yuridis yang operasional, pendekatan holistik, serta visi dan misi yang jelas,” ujar Riyanto.
Ia juga mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama berkarya, berinovasi, dan mengembangkan potensi diri guna mendukung pembangunan daerah. Hal ini sejalan dengan tema HUT ke-16, “Pringsewu Makmur, Semangat Jejama Secancanan.”
Bupati juga menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak, termasuk DPRD dan Forkopimda, yang selama ini turut mengawal jalannya pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Pringsewu.
Sementara itu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Ganjar Jationo, turut mengucapkan selamat ulang tahun kepada seluruh masyarakat Pringsewu.
“Di usia ke-16 tahun ini, Kabupaten Pringsewu telah menunjukkan berbagai kemajuan dan kontribusi positif, baik untuk Provinsi Lampung maupun secara nasional. Saya yakin Pringsewu akan terus tumbuh menjadi daerah yang sejahtera,” ujarnya.
Ganjar juga menekankan pentingnya sinergi seluruh pihak agar pembangunan di Kabupaten Pringsewu berjalan lebih optimal dan merata.
Dalam rapat tersebut, Wakil Ketua DPRD Hermawan menyampaikan sejarah singkat berdirinya Kabupaten Pringsewu. Ia menjelaskan, cikal bakal Pringsewu bermula dari berdirinya Tiuh Margakaya pada tahun 1738 yang dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian. Kemudian pada 9 November 1925, terbentuk Desa Pringsewu, setelah kedatangan masyarakat Jawa melalui program kolonisasi pemerintah Hindia Belanda.
“Nama Pringsewu berasal dari bahasa Jawa, yang berarti ‘seribu bambu’, karena daerah ini dulunya dipenuhi oleh pohon bambu,” jelas Hermawan.
Selanjutnya, wilayah ini berkembang menjadi Kawedanan Tataan pada tahun 1936, yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Pringsewu pada 1964 sebagai bagian dari Kabupaten Lampung Selatan.
Pringsewu kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Tanggamus, sebelum akhirnya resmi menjadi Kabupaten sendiri melalui Undang-undang Nomor 48 Tahun 2008. Peresmian dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto pada 3 April 2009 di Jakarta, sekaligus pelantikan Penjabat Bupati pertama, Masdulhaq.
Rapat paripurna istimewa ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Umi Laila, Sekda M. Andi Purwanto, Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunus Saputra, Dandim 0424 Letkol Inf. Vicky Heru Harsanto, Kajari Raden Wisnu Bagus Wicaksono, Kepala Kantor Kemenag, Ketua Pengadilan Negeri Kotaagung, Ketua Pengadilan Agama Pringsewu, Kepala BPS, para camat, jajaran APDESI, Ketua TP-PKK Rahayu Riyanto, eksponen P3KP, serta berbagai tokoh adat, agama, akademisi, dan elemen masyarakat lainnya. (Reza)