Lampung Barat (Netizenku.com): Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan bio solar melanda Lampung Barat dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagai gantinya, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hanya menyediakan BBM jenis Pertalite, pertamax, solar dexlite yang harganya jauh lebih tinggi dari premium, sehingga secara langsung memberatkan beban hidup masyarakat.
Menanggapi hal ini, Ketua front masyarakat Lambar, Anton Cabara Ma\’as, menilai kebijakan Pertamina yang tidak lagi menyalurkan premium dan bio solar, secara otomatis semakin meningkatkan beban hidup masyarakat.
\”Saat ini yang ada di SPBU hanya BBM jenis pertalite, pertamax, dan solar dexlite, yang harganya sangat tinggi, secara langsung ini sangat memberatkan masyarakat,\” ujar dia, Minggu (6/5).
Menurut Anton, yang menjadi korban bukan hanya sebatas pengguna kendaraan saja, tetapi juga seluruh kebutuhan masyarakat akan semakin mahal, karena kalau harus menggunakan BBM jenis pertalite apalagi pertamax dan solar dexlite, tentu akan menambah beban biaya bagi penyedia jasa.
\”Bayangkan saja, ketika angkutan umum, kendaraan abudemen harus menggunakan Pertalite bahkan pertamax atau dexlite, maka ongkos angkat naik, biaya bulanan abudemen anak sekolah naik, dan ini tentu sangat memberatkan,\” jelas Anton.
Belum lagi, kata Anton, kebutuhan sehari-hari masyarakat yang menggunakan jasa angkutan umum tentu akan naik harganya karena ongkos angkut tentu akan lebih mahal apabila mereka menggunakan BBM non subsidi.
\”Pengaruhnya sangat banyak, sehingga menyebabkan daya beli masyarakat semakin rendah, kesejahteraan semakin lambat tumbuh, dengan demikian pemerintah harus ikut menyelamatkannya,\” harap Anton.
Anton mengungkapkan, jika dirinya sudah pernah menanyakan langsung dengan pihak pengelola SPBU Kembahang Batubrak, ternyata mereka selalu mesan premium dan bio solar, tetapi tidak mendapatkan jatah dari Pertamina Lampung.
\”Menurut pengelola SPBU Kembahang bukan mereka tidak mau menjual premium dan bio solar, tetapi walaupun mereka minta tiap hari tidak pernah mendapat kiriman dari Pertamina wilayah Lampung,\” beber Anton.
Untuk itu, Anton berharap Pemkab Lambar melalui Satker terkait untuk berkomunikasi langsung dengan Pertamina untuk kembali meminta jatah premium dan bio solar, sehingga beban masyarakat akan semakin berkurang.
\”Coba Pemkab Lambar bertanya langsung dengan Pertamina wilayah Lampung apakah benar yang disampaikan oleh pihak SPBU, kalau benar yang minta kembali jatah, kalau apa yang disampaikan pihak SPBU maka harus diberikan sanksi tegas, terhadap pengusaha bakal,\” tandas Anton. (Iwan)