Bandarlampung (Netizenku.com): Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia Chalim mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kota Bandarlampung untuk Go Online.
“Ke depan ini adalah bagaimana menyambungkan UMKM kita dengan pemasaran online. Marketplace itu belum banyak dihuni oleh UMKM dari Lampung,” kata dia usai membuka Musrenbang RKPD Kota Bandarlampung Tahun 2023 di Aula Semergou, Kamis (10/3).
Musrenbang RKPD Kota Bandarlampung Tahun 2023 mengangkat tema Percepatan Pemulihan Ekonomi, Sosial dan Budaya Daerah Melalui Pembangunan Berkelanjutan.
Chusnunia Chalim yang akrab dipanggil Nunik menjelaskan masyarakat Lampung, khususnya Kota Bandarlampung, sudah sangat familiar melakukan pembelian secara online.
“Tapi marketplacenya berisi toko-toko dari luar dan itu menjadi tantangan. Perlu ada sosialisasi dan edukasi karena kan tidak mudah,” ujar dia.
Saat ini, lanjut Nunik, pekerjaan rumah bagi Pemprov Lampung untuk mengembangkan UKMK Go Online adalah daerah-daerah blank spot yang belum tersentuh jaringan internet.
“Kita enggak bisa memaksakan tapi perubahannya tetap ada, kalau kita enggak mau berubah kita ketinggalan kan. Jadi langkah awalnya mengenalkan, tidak bisa begini terus karena sudah berubah,” tutup dia.
Pada kesempatan sama Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana, mengklaim sudah banyak UMKM Bandarlampung yang masuk marketplace namun belum terdata oleh Pemkot dan Pemprov.
“Untuk online sebenarnya sudah banyak, nanti data-datanya akan kita rapikan kembali supaya ketahuan pembelanjaan online di Bandarlampung sudah banyak sekali,” kata dia.
Eva Dwiana menyampaikan pemkot juga memberikan pinjaman modal tanpa bunga bagi pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.
“Kami membantu UMKM dengan pinjaman tanpa bunga dengan subsidi dari Pemkot Bandarlampung untuk UMKM yang banyak terdampak Covid-19 kemarin,” tutup dia.
Dalam penyusunan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) Tahun 2023, Pemkot Bandarlampung masih menaruh perhatian terhadap dampak ekonomi yang menurun akibat pandemi Covid-19.
Permasalahan terkait Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di antaranya produktivitas UMKM yang menurun bahkan mati akibat Pandemi Covid-19 sehingga perlu untuk dibangun kembali.
Kemudian rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi oleh sektor Koperasi dan UMKM. Serta rendahnya aksesibilitas pelaku UMKM terhadap sumber permodalan khususnya perbankan. (Josua)