Bandarlampung (Netizenku.com): Badan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) Bandarlampung melaporkan pemilik akun Facebook, Makmur For Malab, ke Polresta Bandarlampung, Selasa (17/9).
Pelaku dilaporkan dengan Nomor: LP/B/3569/IX/2019/LPG/Resta Balam, atas pelanggaran Undang-Undang (UU) nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
\”Jadi saya atas nama pol PP Kota Bandarlampung, menyampaikan ataupun melaporkan saudara pemilik akun Facebook makmur, yang mengunggah video bersifat hoax.\” ujar Plt. Kasat Pol PP Bandarlampung, Suhardi Syamsi, di Polresta Bandarlampung.
Dalam video yang diunggah Makmur sekitar pukul 17.00 Wib pada Senin, (16/9) kemarin, terdapat Satpol PP yang tengah berupaya merubuhkan salah satu masjid. Kemudian, disebutkan masjid tersebut berlokasi di Kaliawi, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung.
\”Kejadian itu ada di Pekalongan, pada tanggal 25 Agustus 2017. Kemudian di publish di Tribun news tanggal 11 September 2017. Nah Vidio itulah yang diupload saudara makmur dan dirubah redaksinya (caption), seolah-olah yang merobohkan satpol PP Bandarlampung.\” bebernya.
Atas terpublikasinya video itu, Banpol PP Bandarlampung merasa sangat dirugikan. Sebab, lanjut Suhardi, tindakan tersebut dapat menyulut amarah umat Islam untuk dapat melakukan tindakan yang tak diinginkan.
Di sisi lain, hal tersebut dinilai kontraproduktif dalam pemerintahan kota setempat, terkhususnya dalam upaya Walikota Bandarlampung, Herman HN, untuk membangun Kota Tapis Berseri yang lebih agamis.
\”Satpol PP di bawah pemerintahan Kota Bandarlampung, tentunya tidak mungkin melakukan hal yang kontradiktif atas upaya yang dilakukan walikota.\” kata Suhardi.
Berdasarkan informasi yang didapat dari akun Facebook yang berhasil di screeenshoot, oknum merupakan bagian dari organisasi masyarakat.
Hanya saja, menurut Suhardi, oknum bisa saja mengaku dengan menjadi anggota organisasi tertentu. \”Saya juga belum tahu. Tapi bisa saja dia oknum. Karena kasus polisi gadungan juga ada kan.\” ungkapnya.
Suhardi beraharap kepada kepolisian setempat agar dapat bertindak tegas terhadap oknum pelanggar tidakan penyebaran berita bohong (Hoax) sekaligus ujaran kebencian tersebut.
\”Harapannya kepolisian dapat menegakan aturan terkait dengan ITE. Ujaran kebencian.\” tandasnya. (Adi)