Bandarlampung (Netizenku.com): Kota Bandarlampung yang seringkali disebut sebagai Kota Tapis Berseri nampaknya semakin berseri-seri. Pasalnya, flyover yang berada di beragam tempat telah memecahkan rekor Muri dengan peserta pelajar terbanyak, yakni sebanyak 1500 pelajar pada Kamis (18/7) silam.
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut tentunya ada beberapa sosok seseorang dibalik layarnya.
M Yudhi, salah satunya, selain selaku ketua pelaksana dirinya yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung ini rupanya memiliki bakat yang melekat pada dirinya. Terutama pada sentuhan seni.
Siapa sangka, Yudhi yang seorang birokrat seringkali menghadiri sebuah pertemuan antar seniman se-Indonesia. Alhasil hal itu membuatnya lebih akrab dikenal sebagai seniman Lampung di perkancahan nasional.
\”Banyak orang tahu di provinsi lain taunya bukan orang Pemda, tapi seniman malahan. Karena saya sering hadiri, bahkan beberapa kali membawa nama Lampung dalam pertemuan seniman se-Indonesia. Jadi yang mereka taunya saya seniman.\” kata dia.
Namun berbicara seorang seniman tentunya seorang seniman harus memiliki sebuah karya. Tidak terkotakkan, Yudhi mengakui dirinya begitu menyukai dan menikmati seni, bahkan dalam segala bidang. Apalagi musik, dirinya lebih banyak menghasilkan buah karya di bidang musik.
Dari hasil buah karyanya itu, selain melekat pada budaya Lampung tanpa disadari Yudhi juga banyak melahirkan lagu yang kerap sekali terdengar di kalangan umum.
Seperti pada acara-acara atau kegiatan seremonial hingga senam, lagu-lagu ciptaan Yudhi seringkali diputar. Mulai dari aransemen hingga vocal. Bahkan, ada beberapa lagu ciptaanya yang telah masuk pada rekor Muri.
\”Termasuk di rekor muri banyak juga lagu saya. Seperti pelantun jejamo. Terus lomba senam itu juga lagu saya semua. Banyaklah. Nggak keitung. Karena saya dari dulu memang suka ngarang lagu. Termasuk lagu kosidahan bunda (Eva Dwiana Herman HN) juga sempat.\” ungkapnya.
Uniknya, semua hasil karya yang telah diciptakannya tidak semata-mata hanya sekedar membuat sebuah syair saja. Melainkan memiliki proses yang cukup sulit ditebak, perlu emosional dan kemistri tersendiri. Bahkan, Yudhi pernah menciptakan sebuah karya hanya dalam waktu satu jam saja.
\”Satu jam. Tergantung dari hati. Ya nongol aja. Karena posisinya mungkin ada bakat di situ. Sama aja kaya kawan-kawan ini. Kalo lagi pusing dikit ya jadilah syair.\” terangnya.
Lantas bagaimana pengaruh seni dalam kehidupannya? Diungkapkannya juga bahwa seni dapat membuat hidupnya lebih realita. Tidak suka membuat-buat, penyikapan terhadap suatu objek semua dijalankan dengan apa adanya.
\”Saya ngerasa realita. Kalo seniman ini nggak bisa di ada-ada. Termasuk kalo ngomong kaya sambutan tadi ya apa adanya tanpa teks segala macam.\” tuturnya. (Adi)