Semua Melulu Tentang Saya!

Redaksi

Minggu, 22 April 2018 - 10:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Ilustrasi foto: Netizenku.com)

(Ilustrasi foto: Netizenku.com)

Tanpa disadari atau mungkin malah secara sadar, sikap egosentris sudah tertanam dan terlanjur mengakar kuat di pikiran kita masing-masing. Ya, semua memang melulu tentang saya, bukan kamu, kalian, atau kita apalagi mereka.

Yang bapak-bapak PNS pikirannya dipenuhi siasat bagaimana agar jabatannya bisa naik terus. Malah kalau bisa kenaikannya jangan seperti eskalator atau tangga jalan yang menanjak tapi landai, melainkan mesti seperti lift yang membumbung bergerak vertikal ke puncak dalam sekejap.

Begitu juga yang bekerja di swasta. Pikirannya dirasuki bagaimana kiranya supaya si bos kesengsem dengan performance saya dan kebelet kepingin menarik saya masuk ke lingkaran terdekat dalam mengelola bisnisnya. Serupa pula dengan yang berwirausaha, berpikir keras agar bendera usahanya berkibar dan membikin reputasi produknya moncer di pasaran.

Kesamaan berikutnya para bapak sesekali berpikir tentang perut. Meski sudah tidak lagi berani berharap memiliki perut six pack yang kotak-kotak, tapi setidaknya perut jangan sampai buncit . Kalau pun sedikit menggelembung masih bisa diakali dengan pakai baju longgar, sehingga terkamuflase tak kentara. Kalau dilihat sekilas perut tampak rata. Itu yang saya mau!

Sedangkan bagi kaum ibu, juga tak lepas dari pikiran tentang diri sendiri, kalau tidak mau dibilang justru lebih getol ketimbang suaminya. Tak sekadar menolak perut buncit dipenuhi lipatan, lebih dari itu para ibu sangat mendambakan memiliki tubuh langsing. Malah selain ramping, kalau bisa juga kulit wajah tetap kinyis-kinyis segar dan putih menggemaskan.

Baca Juga  Pilgub, Perang Sengit Tim Sukses

Kalau pun terlintas tentang yang berlipat, mudah ditebak berlipat yang dimaksud tiada lain seputar jatah duit dapur ditambah berlipat-lipat, atau saldo di tabungan digitnya berderet berlipat ganda. Seiring makin menebalnya emas yang melingkar di leher, pergelangan tangan dan jari jemari. Saya pengen itu!

Sedangkan kalangan muda, pun sudah keranjingan egosentris tentang diri sendiri. Gimana caranya supaya bisa pintar atau paling pintar di sekolah. Main basketnya paling menonjol. Punya android premium merk apel coak. Punya motor tunggangan yang warnanya ijo mirip warna daun pisang muda pembungkus lemper.

\"\"

Pelajar cowok berlomba-lomba kepingin dilihat paling cool mirip sosok Dilan, sambil cari-cari momen pas buat ngucapin ke cewek, \”Jangan rindu. Ini berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja.\”  Pokoknya saya harus tenar!

Perilaku memikirkan diri sendiri juga merundung pelajar putri. Saya harus tampil paling menarik. Mesti jadi pusat perhatian. Harus selalu terlihat cantik, sehingga kalau melakukan kesalahan bisa menyunggingkan senyum terindah dan kesalahannya bisa dengan mudah diabaikan. Itu untungnya cewek cantik, banyak orang tidak tega marah sama perempuan cantik. Jadi saya harus menawan, bila perlu tampilan saya kudu selalu cetar membahana!

Baca Juga  Mengurai Belitan Sembilan Naga

Semua tentang saya. Saya harus pintar, saya harus sukses dan kaya. Saya harus populer. Saya juga harus disegani. Serta sederet subyek saya-saya lainnya. Pokoknya saya!

Tak heran kalau kemudian tiba-tiba kita dihenyakkan oleh berita viral tentang ulah seorang pengendara yang enggan memberi jalan mobil ambulans yang sirinenya sudah meraung-raung serak, saking menjerit histeris minta diberi kesempatan melintas, lantaran ada pasien yang nafasnya sudah tersengal-sengal harus segera diberi penanganan medis.

Kita ramai-ramai memaki pengendara angkuh itu yang kita sebut tak punya hati dan tak berperasaan. Spontan pula kita menyumpah serapahi bila suatu saat dia yang ada di dalam ambulans, dan ada pengendara lain yang menghalangi sama seperti yang dia lakukan tempo hari. Biar tahu rasa dia!

Kali ini kita berpikir kepedulian tentang kita dan dia. Tentang orang lain. Meski apakah pemikiran demikian muncul setiap saat atau hanya sesekali saja, itu menjadi persoalan lain.

Sebab masih terlalu banyak didapati mobil bagus ogah menepi sejenak saat berpapasan dengan mobil alakadarnya di jalan sempit, lantaran pemiliknya merasa mobil saya lebih mentereng dari pada mobil kamu, dan mobil mewah mesti diprioritaskan. Minggir kamu, mobil saya mau lewat!

Baca Juga  Penyelesaian Sengketa Lahan Dilihat dari Perspektif Hukum, Sosial, dan Politik

Atau masih pula kerap ditemui motor dua silinder atau motor satu silinder tapi bannya bergerigi yang biasa dipakai melibas jalan setapak dan tanah lapangan, menggeber-geber knalpotnya persis di samping motor yang bannya meski jalan di aspal mulus pun tetep geal-geol karena pemiliknya belum punya keluasaan kocek buat menggantinya, dan sekaligus bikin deg-degan jantung pemilik motor fakir tadi. Minggir, saya biker, lihat nih motor saya cihuy abisss!

Singkat kata masih teramat sering cerita tentang keegoan ditemui di sekitar kita, atau malah jangan-jangan kita sendiri penganut paham semua tentang saya pribadi, yang isi benaknya dipenuhi perihal ego tentang saya,..saya,…dan saya.

Tapi, apa yang salah dengan melulu berpikir tentang diri sendiri, tentang saya? Bukankah ujung dari kehidupan adalah murni urusan saya dengan Tuhan saya. Urusan dalam hitung-hitungan timbangan berat dosa atau pahala.

Jika saya pendosa diganjar neraka, bila saya berlimpah pahala dihadiahi surga. Kalau pun nanti saya dicemplungkan ke neraka, saya ndak ngajak siapa-siapa, toh? Nah lho! (Hendri Std)

Berita Terkait

Akankah Parosil Melenggang Tanpa Lawan di Pilkada Lambar?
Tidak Kalah Genting dengan Politik Uang, Netralitas ASN Jadi Momok Pilkada 2024
Bumi Manusia dan Penawaran Pelajaran Hidupnya
Demokrasi Lampung Rusak, Penyelenggara Sibuk “Main Mata” dengan Caleg
Pasca Jadi Bahasa Resmi UNESCO, Ini Tindak Lanjut Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jungkir Balik Juga Perlu Pelumas
Kerja Keras Atlet Porprov IX Lambar Akankah Terima Apresiasi?
Wahyuda Pratama Wakili Lampung Jambore Pelajar Teladan Bangsa IX

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 15:03 WIB

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Juli 2024 - 14:36 WIB

Olahraga Adalah Kunci Pj Gubernur Samsudin Bugar Layani Masyarakat

Jumat, 26 Juli 2024 - 09:48 WIB

Meski Warga NU Nyalon di Pilkada, Tak Semerta NU Lampung Berpolitik

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:23 WIB

Baru Pertengahan Semester, PMHP DKP Lampung Capai Target Retribusi 97 Persen

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:54 WIB

Disdikbud Lampung Siap Implementasikan Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:16 WIB

Hingga Triwulan Kedua, PMHP DKP Lampung Sertifikasi 3 Produk Perikanan 

Rabu, 24 Juli 2024 - 18:19 WIB

Pj Gubernur Lampung Ajak Generasi Muda Bangga Berbahasa Lampung

Rabu, 24 Juli 2024 - 17:59 WIB

Bahasa Lampung Terancam Punah, Pj Gubernur Lampung Paparkan Program Pelestariannya

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Haderiansyah Hadiri HUT ke-17 IPeKB Tingkat Provinsi Lampung

Jumat, 26 Jul 2024 - 21:09 WIB

Tiga dosen Fakultas Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang, berfoto bersama dengan Sekretaris Dinkes Tubaba, Kader Posyandu, dan guru PAUD di Kecamatan Tulangbawang Udik. (Arie/NK)

Tulang Bawang Barat

Dosen Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pengabdian Masyarakat di Tubaba

Jumat, 26 Jul 2024 - 19:42 WIB

Ratusan siswa YP Unila antusias ikuti kegiatan Telkomsel, program edukasi bertemakan Grow Digital Education By.U yang diperuntukkan bagi siswa khususnya kelas XI dan XII. (Ist/NK)

Bandarlampung

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U

Jumat, 26 Jul 2024 - 17:13 WIB

Pj Gubernur Lampung ketika selesai menyeka keringat seusai bermain tenis lapangan. (Foto: Luki)

Lampung

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Jul 2024 - 15:03 WIB