Jungkir Balik Juga Perlu Pelumas

Hendri Setiadi

Jumat, 17 November 2023 - 12:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku.com): Ketika masa kampanye calon legislatif, seperti sekarang, nyaris semua kandidat mengaku siap jungkir balik untuk rakyat. Apa iya? 

Penulis kerap geleng-geleng kepala setiap kali mendengar atau melihat ada caleg yang semangat ‘45 bilang, kalau nanti sudah jadi wakil rakyat bakal mewakafkan dirinya untuk masyarakat. Rasanya, janji itu kok terlalu berlebihan. Bukankah yang berlebihan cenderung tidak baik. Apalagi kalau sejak awal statement itu memang sudah diniatkan cuma sekadar ansor. Angin surga!

Ini bukan sinisme. Bukan pula apatis. Tapi lebih ke trauma. Bagaimana tidak trauma, kalau sebelumnya juga sudah pernah, malah sering, bertemu dengan janji-janji semanis itu di masa-masa pencalegan sebelumnya.

Tapi setelah jadi, wakil-wakil rakyat yang awalnya ngaku siap bukan cuma sebatas jungkir balik untuk rakyat tapi malah juga siap koprol, kayang, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala demi mewakili kepentingan konstituen pun kenyataannya jauh panggang dari api. Nihil. Janji-janji dimasa kampanyenya cuma jadi isapan jempol belaka.

Baca Juga  Tatap Layar Trend Wisuda Ditengah Pandemi

Jangankan buat memperjuangkan kepentingan rakyat secara serius, tak sedikit wakil rakyat yang sudah mengantongi gaji, tunjangan ini-itu, yang nilainya tidak sedikit saban bulannya kerapkali kedapatan ogah-ogahan mengikuti sidang-sidang atau pembahasan nasib daerah di Rumah Rakyat. Banyak yang mangkir. Kalau pun turut hadir, nyaris bisa dipastikan akan manggut-manggut saja.

Kalau pun sekali ngomong, biasanya cuma sekadar terdengar kencang di awal lalu pelan-pelan mereda, lantas bicara normatif dan ditutup dengan cengar-cengir tak jelas. Pola-pola serupa ini sudah menjadi tontonan rutin. Sangat mungkin para anggota dewan terhormat itu berperilaku demikian hanya sekadar menggugurkan kewajiban semata. Yang penting ngomong. Asal biar terlihat kerja.

Baca Juga  Dosen “HOTS” di Era Kurikulum Merdeka Belajar

Rasa prihatin terhadap tabiat para wakil rakyat itu datang lagi, baru-baru ini. Bermula dari obrolan ringan bersama beberapa pejabat eselon II B atau kepala dinas. Mereka baru kelar mengikuti rapat bersama komisi dengan agenda pembahasan anggaran tahun 2024.

Rapat itu berlangsung cepat. Meski tidak secepat kilat, tapi untuk ukuran membahas anggaran sebuah dinas di Kabupaten Lampung Barat setahun ke depan, durasi itu terbilang “sekejap mata”.

“Hello Bang, apa kabar? kok cepat banget hearing-nya,” sapa saya pada beberapa kadis yang baru ke luar gedung DPRD.

“Eh, Wan. Apa kabar, udah lama gak keliatan,” sapa balik seorang kadis. “Biasalah, Wan. Walau rapat pembahasannya singkat bukan berarti kami langsung senang. Yang ada malah senep,” timpal kadis itu.

Baca Juga  Karni Berkicau, Seakan Mencium Aroma Kecurangan KPU

“Lho, kok malah senep, Bang? Bukannya harus senang karena anggaran yang diusulkan aman tidak dikutak-katik,” saya penasaran.

“Maunya ya begitu, Wan. Tapi lu tau sendirilah. Mesin jahit aja perlu minyak pelicin biar bisa bergerak. Motor juga kan perlu pelumas. Sudah jamannya kayak begitu semua, kan? ah, sudahlah. Mending kita ngopi aja, yuk. Biar semangat lagi,” seloroh kadis itu terkesan mengalihkan pokok pembicaraan.

Mendengar curcol (curhat colongan) itu saya cuma bisa tersenyum. Benar ucapan kadis tadi. Semua peralatan memang tidak lepas dari “minyak pelumas” agar gerakan bisa lancar. Sangat mungkin jargon yang kerap disampaikan saat kampanye caleg dulu yang siap jungkir balik untuk rakyat juga perlu pelumas biar jungkir baliknya lancar. (Iwan)

Berita Terkait

Ini Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Ekspor Impor Lampung
Senam Ritmik Lampung Persembahkan Emas dan Perak PON XXI
Akankah Parosil Melenggang Tanpa Lawan di Pilkada Lambar?
Tidak Kalah Genting dengan Politik Uang, Netralitas ASN Jadi Momok Pilkada 2024
Bumi Manusia dan Penawaran Pelajaran Hidupnya
Demokrasi Lampung Rusak, Penyelenggara Sibuk “Main Mata” dengan Caleg
Pasca Jadi Bahasa Resmi UNESCO, Ini Tindak Lanjut Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Kerja Keras Atlet Porprov IX Lambar Akankah Terima Apresiasi?

Berita Terkait

Kamis, 12 Desember 2024 - 13:32 WIB

BPJS Kesehatan Rangkul Stakeholders Wujudkan Ekosistem JKN Tanpa Kecurangan

Rabu, 11 Desember 2024 - 20:26 WIB

Bulog Lampung Sukses Salurkan Bapang Beras 2023-2024, Bagaimana 2025?

Rabu, 11 Desember 2024 - 15:37 WIB

Gelisahku, Mungkin Kegelisahan Pj Gubernur Samsudin Juga

Rabu, 11 Desember 2024 - 13:02 WIB

XL Axiata dan Smartfren Resmi Merger Jadi XLSmart

Rabu, 11 Desember 2024 - 12:43 WIB

UMP Lampung 2025 Naik Rp176.573, Ahmad Syaifullah: Untuk Menjaga Daya Beli Pekerja dan Daya Saing Usaha

Selasa, 10 Desember 2024 - 12:34 WIB

Jelang Nataru, PLN Pastikan Kesiapan Infrastruktur dan Layanan Kelistrikan Andal

Selasa, 10 Desember 2024 - 11:56 WIB

Pakai Paket Internet #SuperSeru Telkomsel, Kuota Lebih Banyak Internetan Lebih Seru

Senin, 9 Desember 2024 - 15:45 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dan Sosialisasi Kebijakan Upah Minimum Tahun 2025

Berita Terbaru

Lampung Selatan

Pj. Gubernur Lampung Buka Kompetisi Drone Wonderful Lampung 2024

Jumat, 13 Des 2024 - 19:48 WIB