Liwa (Netizenku.com): Perjuangan seorang atlet untuk bisa meraih prestasi yang maksimal tidak mudah. Seorang atlet harus rela mengorbankan waktu, tenaga dan biaya untuk berlatih keras mewujudkan cita-citanya menjadi atlet yang andal, demi mengharumkan nama negara, provinsi dan kabupaten.
Atas pengorbanan para atlet yang didukung oleh kerja keras pelatih dan insan olahraga, Presiden Joko Widodo, mengapresiasi prestasi dengan nilai yang sangat fantastis. Sebagai contoh pada Olimpiade Tokyo, atlet yang mendapat medali emas diberi bonus Rp5,5 miliar masing-masing kepada Greysia Polli dan Apriyani Rahayu yang mendapat medali emas cabang bulutangkis.
Bonus besar juga diberikan kepada atlet yang meraih medali pada multi event Asian Games 2018, peraih medali emas diganjar bonus Rp1,5 miliar, peraih perak Rp500 juta dan peraih perunggu dapat Rp250 juta, masih ditambah diterima sebagai ASN tanpa tes. Lalu, bonus bagi peraih medali pada ajang Sea Games 2022, para peraih medali diguyur masing Rp500 juta, Rp300 juta dan Rp150 juta.
Hal yang sama dilakukan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, yang mengalokasikan APBD Rp15,4 miliar untuk peraih medali pada PON XX Tahun 2022, dimana untuk perorangan peraih medali emas Rp250 juta, perak Rp100 juta dan perunggu Rp50 juta. Kemudian peraih medali emas berpasangan mendapat Rp375 juta, perunggu berpasangan Rp75 juta. Sedangkan peraih medali emas beregu Rp1,125 miliar dan peraih medali perak beregu mendapatkan Rp480 juta. Sedangkan untuk peraih medali emas pada cabang eksebisi mendapatkan Rp50 juta per orang.
Bagaimana dengan Kabupaten Lampung Barat, wakil ketua I KONI setempat, mengaku, pada ajang Porprov 2010, 2014 dan 2017, yang merupakan multi event olahraga terbesar di Lampung, atlet dan pelatih, bukan hanya mendapat bonus tetapi tercepat dalam pemberian apresiasi tersebut.
“Alhamdulillah pada Porprov VI, VII bupati saat itu Mukhlis Basri memberikan bonus, hal yang sama pada Porprov VIII Bupati Parosil Mabsus juga memberikan bonus masing-masing Rp11 juta untuk emas, Rp7 juta (Perak) dan Rp5 juta (Perunggu), yang kesemuanya dianggarkan melalui APBD Perubahan mendahului, sehingga pada bulan April sudah diserahkan,” jelas Iwan.
Bagaimana dengan Porprov IX yang berlangsung di Bandarlampung Desember 2022 lalu, menurut Iwan, KONI Lampung Barat telah menyerahkan laporan hasil dan usulan tali asih, tetapi sampai saat ini belum ada kepastian ada atau tidak, berapa nilainya dan kapan akan diberikan.
“Alhamdulilah laporan hasil telah kami serahkan kepada pemerintah kabupaten termasuk usulan tali asih, tetapi apakah akan diberikan, berapa besarannya dan kapan silahkan tanyakan langsung dengan yang berwenang,” kata dia. (Iwan/Len)