Takut Jadi Orang Baik

Redaksi

Sabtu, 24 Maret 2018 - 11:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto ilustrasi: Std)

(Foto ilustrasi: Std)

SSSTTT!!!….SABAR, jangan lekas menyimpulkan judul tulisan di atas keliru atau ngaco. Atau malah bilang cuma buat sensasi, cari-tarik perhatian, biar tulisannya dibaca. Oh iya? Jangan-jangan memang benar demikian adanya.

Sekarang saya malah ikut curiga, sangat mungkin setan-setan di badan saya sudah bersekongkol. Awalnya setan di batin saya yang telah menyusupkan niatan itu, lalu membisikkan pada setan lainnya yang bersemayam di benak. Hingga kemudian otak mengirimkan perintah sekaligus menggerakkan seluruh panca indera saya untuk menulis judul semacam itu.

Sialan! Kalau benar saya sudah diperalat oleh persekutuan setan-setan tengil itu. Padahal awalnya saya bermaksud mengatakan bahwa memang benar kok, hal paling menakutkan setelah kecelakaan lalu lintas yang telah menjadi mesin pembunuh nomor satu di negeri ini,  adalah melakukan kebaikan. Buktinya seringkali kita dengar, atau malah kita sendiri pernah mengeluhkan, sulit sekali mencari orang baik di zaman sekarang.

Baca Juga  Pandemi Virus Corona dan Air Susu Ibu

Coba diingat-ingat sudah berapa kali dalam setahun terakhir ini, pernah dikibuli sama orang yang kita percaya. Seberapa banyak pengalaman dikhianati oleh orang yang kita titipi kepercayaan.

Atau sudah berapa kali kita atau Anda, mengingatkan teman sekantor agar jangan korupsi? Pernah, tapi tidak berniat lagi melakukannya karena trauma, sudah bikin kawan salah persepsi dan malah tersinggung.

Pernah, tapi selanjutnya amit-amit nggak bakal mengulanginya lagi lantaran malah kena semprot balik, dan parahnya justru dituding sirik. Dianggap sarannya bukan atas dasar peduli, melainkan dengki karena tidak memperoleh kesempatan untuk bisa ikutan maling. Sejak saat itu kita atau Anda tidak pernah lagi saling mengingatkan untuk urusan kebaikan. Kita jadi sama-sama takut jadi orang baik.

Oh iya, sudah berapa sering kita atau Anda berperilaku diam seribu bahasa, atau pura-pura tidak tahu kalau kawan kita yang lemah syahwat saat bekerja tapi kenceng syahwat politiknya sedang kepingin jadi pemimpin. Agaknya sering banget ya dan semestinya kita memang harus bersikap begitu, kalau periuk nasi tidak mau gelimpang dan biar kompor di dapur tetap bisa mengepul. Emang bisa kenyang cuma modal jujur? Hari gini jadi orang baik, kapan-kapan ajalah!

Baca Juga  Kalau Dia Menang, Kita Plesiran

\"\"

Itu….tuh yang di situ,…..ya, Kamu! Mau kemana? Tulisan ini belum kelar. Kembali lagi lanjutkan membaca. Biar kita sama-sama punya kesepakatan tak perlu berbuat baik, karena berbuat baik itu berat….biar…..Ak…

Hey, kamu! Itu ibu tua siapa yang kamu temani menyeberang jalan…hati-hati, lho. Jangan gegabah menolong sembarang orang tak dikenal. Jangan sampai kena modus kriminal. Alih-alih diapresiasi, malah kena peras komplotan si perempuan tua itu, yang mendadak muncul dan mengaku sebagai anaknya lalu menuding kamu kepingin menculik ibunya.

Baca Juga  Kerja Keras Atlet Porprov IX Lambar Akankah Terima Apresiasi?

Hey, kamu kembalilah. Biarkan saja ibu itu menyeberang sendiri. Dia pasti bisa, kok! lanjutkan saja membaca tulisan ini. Supaya nanti di penghujung tulisan kita sama-sama meneguhkan tak perlu jadi orang baik untuk orang lain. Ini zaman sudah berbeda. Kita urus saja baik-baik urusan kita sendiri. Itu lebih logis…alamak, kamu tak dengar ucapan saya rupanya.

Hey…perempuan tua yang sedang kamu bantu menyeberangi jalan itu kok seperti saya kenal. Hey…hey….itu ibu saya! Tolong-tolong bantu bawa ke sini. Astaga, untung ada kamu. Kamu baik sekali. Ibu ucapakan terima kasih pada orang ini, ternyata masih ada orang baik di sekitar kita, Bu. Hey, kamu boleh ludahi tulisan ini. Tapi saya tetap harus berterima kasih. Thanks! (Hendri Std)

Berita Terkait

Ini Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Ekspor Impor Lampung
Senam Ritmik Lampung Persembahkan Emas dan Perak PON XXI
Akankah Parosil Melenggang Tanpa Lawan di Pilkada Lambar?
Tidak Kalah Genting dengan Politik Uang, Netralitas ASN Jadi Momok Pilkada 2024
Bumi Manusia dan Penawaran Pelajaran Hidupnya
Demokrasi Lampung Rusak, Penyelenggara Sibuk “Main Mata” dengan Caleg
Pasca Jadi Bahasa Resmi UNESCO, Ini Tindak Lanjut Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jungkir Balik Juga Perlu Pelumas

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 18:07 WIB

Bawaslu Lampung Barat Mengungkap Temuan Signifikan Terkait Ketidaksesuain Data Pada Beberapa TPS

Rabu, 4 Desember 2024 - 17:53 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Terima Penghargaan Dosen Terbaik Dari UIA

Rabu, 4 Desember 2024 - 06:25 WIB

Pj. Gubernur Lampung Serahkan Penghargaan kepada Marching Band FYBI, Juara Umum IOMBF 2024

Selasa, 3 Desember 2024 - 20:35 WIB

Menang Telak Paslon Aries Sandi-Supriyanto Unggul di 10 Kecamatan

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:19 WIB

Pj. Gubernur Lampung Dorong Sinergi Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Lewat Program Gerakan Waber

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:15 WIB

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Mendagri

Selasa, 3 Desember 2024 - 18:19 WIB

NTP Lampung 2024 Masih Tinggi di Tengah Trend Penurunan September-November

Selasa, 3 Desember 2024 - 17:48 WIB

AMSI Lampung Terima Penghargaan Kejati

Berita Terbaru

Celoteh

Bung Mirza, Diajak Ngopi Sama Petani

Rabu, 4 Des 2024 - 20:10 WIB

Bandarlampung

Pj. Gubernur Samsudin Terima Penghargaan Dosen Terbaik Dari UIA

Rabu, 4 Des 2024 - 17:53 WIB

E-Paper

Lentera Swara Lampung | Rabu, 4 Desember 2024

Selasa, 3 Des 2024 - 23:00 WIB