Bandarlampung (Netizenku.com): Kasus penganiayaan terhadap Audrey, seorang siswi SMP di Pontianak oleh 12 orang siswi SMA, ikut meresahkan hati orang nomor 1 di Lampung, M. Ridho Ficardo.
Menurutnya kasus yang bersifat bullying ini diibaratkan gunung es, sehingga dianggap biasa saja, karena banyak ditemukan dan terjadi di masyarakat.
\”Kejadian bullying ini dianggap biasa oleh masyarakat, padahal prilaku bullying ini sangat berbahaya, khususnya dalam perkembangan mental anak,\” ucapnya.
Meskipun begitu, Gubernur Lampung ini tidak ingin ada kejadian serupa terjadi di Lampung. \”Saya tidak ingin apa yang terjadi terhadap Audrey atau korban bully dimanapun tempatnya, kemudian terjadi juga di Lampung. Jangan sampai ada bully terjadi di Lampung, jangan sampai terjadi di daerah dibawah kepemimpinan saya,\” tegas Ridho ada rapat bersama di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, terkait antisipasi bullying di Lampung, Kamis (11/4/2019).
Ia menilai, dalam hal pengajaran sebenarnya, jangan hanya berbicara pencapaian nilai akademik, akan tetapi juga pengembangan mental dan karakter anak.
\”Saya minta kepada dinas pendidikan untuk menghidupkan kembali kegiatan ekstra kurikuler, karena kegiatan itulah sebagai wahana perkembangan karakter anak,\” ucapnya.
Tak hanya sebatas bersimpati, Ridho juga menginginkan real campaign untuk mengantisipasi terjadinya kasus bullying di Lampung.
Ridho menegaskan, seharus pejabat ataupun anak pejabat harus memberikan contoh dan bisa menjaga sikapnya dalam pergaulan. \”Jangan karena merasa bapaknya pejabat, kemudian anaknya bisa semena-mena. Jika hal itu terjadi di Lampung, jangannya mau membela anaknya, bapaknya akan saya copot jabatannya,\” janjinya.
Ia berharap, pertemuan kali ini memberikan hasil yang pasti terhadap apa yang akan dilakukan Provinsi Lampung untuk menghadapi prilaku bullying ini. \”Kita harus membuat tempat pengaduan, mekanisme pengaduan bullying itu seperti apa, penyelesaian kasusnya bagaimana. Minimal hal itu yang harus kita miliki terlebih dahulu,\” ungkapnya. (Aby)