Rasion Produktivitas dan Tenaga Kerja tak Seimbang, PTPN VII Evaluasi Beban Kerja Karyawan

Redaksi

Selasa, 9 Oktober 2018 - 15:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku.com): Evaluasi menyeluruh dan kontinue dilakukan PTPN VII untuk memacu kinerja perusahaan.

Dengan menggandeng Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini melakukan analisis beban kerja di seluruh level jabatan. Proses awal kajian ini dibuka Direktur Komersil, Ahmad Sudarto didampingi Direktur Operasional, Ahmad Husairi dengan dihadiri seluruh General Manager, Kepala Bagian, Manajer Unit dan Kepala Kantor Perwakilan, Selasa (9/10).

Pada pengantarnya, Ahmad Sudarto memaparkan data riil dan detail kinerja perusahaan sampai Oktober 2018. Ia menyebut, kondisi riil saat ini menjadi pertimbangan utama dilaksanakan analisis beban kerja ini.

“Existing, kondisi riil inilah yang membuat manajemen merasa sangat perlu untuk melakukan evaluasi melalui analisis beban kerja ini. Sebab, seluruh indikator normatif yang muncul pada data produksi, produktivitas, dan kinerja keuangan ketika dikomparasikan dengan jumlah tenaga kerja, rasionya kurang seimbang,” kata dia.

Baca Juga  Dirgahayu Kemerdekaan RI, Eva Dwiana Gelar Doa Bersama Habib Luthfi

Sudarto juga menunjukkan kinerja di seluruh komoditas yang diusahakan PTPN VII. Yakni, kelapa sawit, karet, tebu (gula putih) dan teh.

Lebih detail, Darto yang disokong data dari Direktur Operasional Husairi menelisik rasio tenaga kerja di satu unit dibandingkan dengan kinerja keuangan dan produksinya.

Secara keseluruhan, Sudarto yang pernah menjadi Direktur Keuangan PT Bukit Asam dan PT Pindad itu mensinyalir ada idle capacity tenaga kerja. Namun demikian, ia menolak menyebut kajian analisis beban kerja ini sebagai rencana restrukturisasi tenaga kerja di PTPN VII.

“Jangan salah pengertian. Ini bukan restrukturisasi tenaga kerja, tetapi untuk memetakan dan mengetahui beban kerja di seluruh level jabatan agar ideal. Faktanya memang ada idle capacity, tetapi dengan pemetaan kembali, kita bisa atur ulang sistem dan penempatannya. Selain itu apakah perlu adanya peningkatan kompetensi,” tambah dia.

Baca Juga  Pasokan Berkurang dan Panic Buying Picu Kelangkaan Minyak Goreng

Senada, Husairi dalam pesannya mengatakan, kondisi perusahaan yang sedang dalam kondisi kurang menguntungkan membutuhkan efisiensi menyeluruh.

Bahkan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini dikerjakan oleh tenaga pihak ketiga atau outsourcing, bisa ditangguhkan dulu dan bisa disambung ketika kondisi sudah normal.

“Dari analisis yang dilakukan oleh konsultan, nantinya kita bisa tahu apakah mandor besar itu diperlukan. Padahal sudah ada manajer. Apakah beban kerja pemanen sawit di kebun datar dengan yang kontur lahannya berbukit-bukit harus dibedakan dan sebagainya. Intinya, kami ingin mendapat data akurat dan ilmiah dari kajian ini supaya kita bisa segera eksekusi,” kata Husairi.

Sementara itu, Konsultan dari LPP Yogyakarta, Kesowo dalam pemaparan awalnya menyatakan, akan melakukan analisis secara mendalam. Selain menganalisis data, timnya juga akan melakukan visitasi ke lapangan dan mengambil sample langsung dari sumber aslinya.

Baca Juga  Eva Dwiana Fasilitasi PCNU Bandarlampung Kantor Sekretariat

“Kami akan bekerja maraton sampai Desember 2018 dan membentuk empat tim. Kami akan mengambil sampel dari sembilan unit yang kami nilai sudah mewakili responden sesuai komoditas dan karakternya,” kata dia.

Sasaran akhir dari analisis beban kerja ini, kata Kesowo, adalah terjadinya keadilan dalam suatu beban kerja karyawan. Sebab, selain tidak tercapai produksi karena kemungkinan ada yang overload maupun underload, juga terjadi kesenjangan subjektif yang berakibat munculnya sentimen pribadi.

“Kalau karyawan pada jabatan yang sama dan pendapatan yang sama tetapi beda beban kerjanya, akan terjadi disharmoni hubungan emosional. Akan terjadi rasa iri, dengki, dan lainnya. Ini tidak sehat untuk relasi dalam suatu perusahaan,” tambah dia. (*Aby)

Berita Terkait

Sekda Provinsi Lampung Tinjau Progres Pembangunan Masjid Al-Bakrie, Targetkan Penggunaan Shalat Tarawih pada Ramadan 2025
Mudah untuk Mencari Tahu Siapa Pemilik Spanduk ‘KAMI DATANG 10.10.24’? Satpol PP Bisa Lakukan Ini!
Pemprov Lampung Gelar FGD Akselerasi Pembangunan Perumahan dan Pendidikan di Kawasan Kotabaru Bandar Negara
Pemprov Lampung Tegaskan Komitmen Perlindungan Perempuan dan Anak, ASN Diharapkan Jadi Pelopor
Upaya Pemprov Lampung Kendalikan Inflasi, Tinjau Stabilitas Harga Bahan Pokok di Pasar Gading Rejo, Pringsewu
Kunjungan Kerja ke Kabupaten Pringsewu, Penjabat Gubernur Lampung Tekankan Pentingnya Penanggulangan Stunting
Penjabat Gubernur Lampung Tekankan Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak 2024
Penjabat Gubernur Lampung Dukung Upaya Pemkab Pringsewu Tingkatkan Pendapatan Daerah Melalui Pengembangan UMKM di Rest Area

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 00:06 WIB

Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, Terima Penghargaan Upakarya Wanua Nugraha 2024 dari Kemendagri

Rabu, 9 Oktober 2024 - 00:03 WIB

Sekdaprov Hadiri Dies Natalis ITERA ke-10, Tekankan Pentingnya Inovasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Selasa, 8 Oktober 2024 - 17:49 WIB

Mayoritas Pejabat Lampung Barat, Enggan Hadiri Konferkab VII PWI

Selasa, 8 Oktober 2024 - 07:29 WIB

Provinsi Lampung Raih Sertifikat Akreditasi A untuk Program Pelatihan Teknis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Senin, 7 Oktober 2024 - 12:54 WIB

Pj. Gubernur Lampung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi 2024 di Jakarta

Jumat, 4 Oktober 2024 - 11:06 WIB

Optimalisasi Pasar UMKM Way Halim, Pusat Kreativitas dan Inovasi untuk Generasi Muda Lampung

Rabu, 2 Oktober 2024 - 19:55 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Buka Lampung Economic & Investment Forum 2024

Senin, 30 September 2024 - 23:23 WIB

DPRD Provinsi Lampung Telah Menetapkan Susunan Fraksi 2024-2029

Berita Terbaru

E-Paper

Lentera Swara Lampung | Rabu, 9 Oktober 2024

Selasa, 8 Okt 2024 - 22:18 WIB