Bandarlampung (Netizenku.com): Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung mengatakan peserta Muktamar Ke-34 NU mulai membatalkan pemesanan kamar hotel yang sebelumnya telah dibooking.
Sekretaris Umum PHRI Lampung, Priyandi Indrawan, ketika dihubungi Netizenku pada Minggu (21/11), menjelaskan beberapa hotel sudah melaporkan adanya penundaan booking hotel.
“Banyak hotel sudah ditunda, saya baca di grup WA PHRI, mereka mengatakan sudah ditunda,” kata dia.
Penundaan ini berlaku untuk seluruh hotel yang telah dibooking sebelumnya, termasuk beberapa homestay dan guesthouse di Bandarlampung.
“Semua hotel ditunda, baik anggota PHRI maupun bukan, ada sekitar 4.000-an kamar, hotel berbintang 2.500 dan non bintang sekitar 1.000-an di Bandarlampung,” ujar dia.
Pihak hotel, tutur Priyandi, menerima kabar penundaan pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU dan diundur ke 31 Januari 2022 bertepatan dengan Hari Lahir NU.
“Karena semua hotel sudah dikabari minta ditunda. Cuma tanggal pastinya, 31 Januari itu apakah akhir kegiatan atau di awal kegiatan Muktamar,” kata dia.
“Cuma saya belum mengikuti mekanismenya, 31 Januari itu apakah akhir kegiatan atau di awal kegiatan Muktamar,” lanjut Priyandi.
Dia mengatakan PHRI Lampung memaklumi keputusan peserta Muktamar Ke-34 NU yang membatalkan pemesanan kamar karena kebijakan pemerintah pusat yang akan menerapkan PPKM Level 3 mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Dengan adanya pembatasan tersebut, pemerintah melarang segala aktifitas yang menimbulkan kerumunan besar.
“Kami harus bisa menerima alasan Muktamar ditunda karena adanya rencana PPKM Level 3 di seluruh Indonesia. Kondisi itu juga bukan maunya panitia besar Muktamar, demi keselamatan semua warga, PPKM itu kan tujuannya itu,” kata dia.
Muktamar Ke-34 NU dijadwalkan berlangsung pada 23-25 Desember 2021 di Lampung Tengah dan Bandarlampung.
Acara pembukaan Muktamar Ke-34 NU berlangsung di Pondok Pesantren Darussa’adah, Mojoagung, Gunung Sugih, Lampung Tengah.
Kemudian dilanjutkan di UIN Raden Intan Lampung dan Universitas Malahayati di Kota Bandarlampung. (Josua)