Liwa (Netizenku.com): Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Operasional Pembangunan (POP) bulan di lingkungan Pemkab Lampung Barat, bupati Parosil Mabsus, mengatakan sukses tidaknya kegiatan tidak tergantung jumlah anggaran, tetapi bagaimana persiapan dan inovasi.
\”Kita harus belajar dari Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Lampung Barat, yang telah sukses melakukan pameran dan kontes bonsai sekala nasional, walaupun tidak di dukung oleh anggaran dari APBD,\” kata Parosil pada acara bulanan yang dipusatkan di Aula Kagungan, Selasa (16/7).
Pameran dan Kontes tersebut kata Pakcik, sapaan akrab Parosil, selain mendatangkan peserta dari berbagai penjuru tanah air, juga mampu menyedot ribuan wisatawan, sehingga secara langsung meningkatkan kunjungan wisatawan dan membangkitkan ekonomi kerakyatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
\”Luar biasa, PPBI dapat mendatangkan peserta dari Jawa, Madura dan sebagian Sumatera, pengunjung datang ribuan dari berbagai daerah, dan terima kasih kepada PPBI yang telah mendukung pengembangan ekonomi kreatif, apalagi bonsai tersebut harganya sangat tinggi, sehingga sangat menjanjikan untuk ladang usaha,\” kata Pakcik memberikan apresiasi.
Terpisah, Ketua PPBI Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak, yang telah mendukung pelaksanaan pameran dan kontes bonsai sebagai salah satu bentuk upaya PPBI Lambar dalam mendukung pemerintah daerah dalam mempromosikan destinasi wisata, serta mendukung terwujudnya Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi.
\”Event ini juga tidak hanya sebatas wadah menyalurkan hobi, namun bentuk dukungan kami terhada pemerintah daerah dalam mempromosikan potensi yang ada, mulai pariwisata serta untuk menumbuh kembangkan ekonomi kreatif di kabupaten ini,\” katanya.
Menurut dia, para pencinta seni bonsai yang tergabung dalam PPBI Lampung Barat, sudah sekitar 200 orang, yang tersebar di 15 kecamatan di kabupaten setempat, selain memang sudah memiliki koleksi bonsai mulai dari bakalan hingga sudah berkelas, para seniman bonsai di Lampung Barat sudah banyak melakukan budidaya tanpa merusak hutan, dan menjadi salah satu mata pencaharian tambahan.
\”Selain itu dengan adanya kontes dan pameran yang digelar juga mampu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjual pot, hong (tempat pot), pupuk, kawat bonsai dan lain-lain, belum lagi yang mampu memanfaatkan momen untuk menjual bonsai bakalan hasil budidaya, sehingga secara langsung ini berdampak terhadap perekonomian masyarakat kita,\” ujarnya.
Diketahui pameran dan kontest bonsai tersebut digelar sejak 4 Juli lalu, dan berakhir hari ini, Selasa (16/7), dengan jumlah kunjungan diperkirakan mencapai 6000 orang, berasal dari berbagai daerah. (Iwan)