Bandarlampung (Netizenku.com): Perekembangan cabang olahraga orientering di Lampung perlahan tumbuh menuju kejayaan. Pasalnya untuk pertama kalinya di kalangan nasional, para santri Lampung mengawali perlombaan orienteering.
Pembina Santri Pecinta Alam (Sapala) Ponpes Jabal An-Nur Al-Islami, Dicky wahyudi, mengutarakan bahwa para santri pun dapat berprestasi, terkhususnya pada olahraga yang tergabung di cabang pecinta alam, salah satunya yakni navigasi darat.
\”Selama ini, santri, pandangan di luar kan kegiatannya hanya mengaji dan sembahyang. Tapi kita mau membuat inovasi baru bahwa santri pun bisa bernavigasi. Sampai akhirnya kita buat gebrakan baru. Dan untuk pertama kalinya kita buat kegiatan Orientering bersama santri.\” ujarnya Dicky, Minggu (1/9).
Dengan demikian, olahraga yang di mana pesertanya menggunakan peta dan kompas untuk menemukan sejumlah lokasi kontrol di medan bernuansa alam itu juga menciptakan pundi-pundi prestasi.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai 31 Agustus- 1 September tersebut berlangsung di seputar wilayah Ponpes Jabal An-Nur Al-Islami, diikuti dengan sekitar 90 peserta yang berasal dari dalam dan luar Provinsi Lampung.
Diketahui, dalam perlombaan tersebut peserta harus menemukan 18 titik point yang tersembunyi untuk kategori Up-20 tahun (Umum) dan terdapat 14 titik point untuk Under-20 tahun (Pelajar), dengan rute yang harus dilalui sepanjang 5,3 kilometer dan harus ditempuh maksimal dalam waktu 3 jam.
Ketua Federasi Orientering Nasional Indonesia (FONI) Lampung, Ermadanu, menuturkan, olahraga untuk menemukan sejumlah lokasi di medan sebenarnya (alam bebas) dengan menggunakan peta dan kompas secara mandiri tersebut sejatinya telah mendunia, terkhususnya di kalangan militer.
Akan tetapi, olahraga yang merupakan bagian divisi pecinta alam di kalangan masyarakat umum belum dikenal dengan baik. Oleh sebab itu, lanjut Danu, FONI hadir guna mensosialisasikan kegiatan ini agar kedepan dapat diperlombakan secara resmi di Indonesia.
“Di kalangan sipil tentunya kami berharap sebagai federasi orienteering notabene-nya mensosialisasikan ke masyarakat umum, punya mimpi agar cabang olahraga orienteering dapat diperlombakan secara resmi di Indonesia.” ujar Danu.
Meski terbilang jarang diketahui oleh masyarakat umum, di Provinsi Lampung sendiri perlombaan orienteering seringkali digelar dalam kurung waktu beberapa tahun terakhir. Selain itu, agar perkembangan olahraga tersebut terus terjaga, FONI saat ini tengah gencar mensosialisasikan di kalangan pelajar.
“Saat ini FONI mempunyai program goes to school selama satu tahun ke depan untuk memperkenalkan teknik navigasi dasar ke seluruh sekolah se-Lampung.” tandasnya. (Adi)