Lampung (Netizenku.com): Ini peringatan bagi warganet yang kerap mengunggah komen atau konten \’nyinyir\’ soal Pemilu 2019, agar berhati-hati dan menghentikannya.
Sebab, polisi mulai fokus memantau perilaku nyinyir di media sosial (medsos) seiring kian dekatnya pesta demokrasi itu.
Berkaca di Pilpres 2014 lalu, polisi melihat intensitas perilaku warganet menyebar konten bernada nyinyir di medsos, semakin meningkat luar biasa.
Hal itu berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat. Bahkan ada pula warganet di medsos yang semakin gencar mempromosikan calon idola mereka.
Tidak sedikit pula netizen yang nyinyir saling menjatuhkan pasangan yang tidak dijagokannya. Hal itu terlihat dari perang tanda pagar (tagar) yang berlangsung sejak jauh-jauh hari.
Polres Kudus pun mulai memantau aktivitas kampanye hitam. Satu di antaranya mengantisipasi aksi penyebaran konten bernada nyinyir di Pilpres 2019.
\”Antisipasi cuitan atau nyinyiran di medsos, kami sudah bentuk tim siber. Mereka memantau kegiatan masyarakat Kudus dalam bermedsos mulai kampanye nantinya,\” kata Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning di lokasi pendeklarasian Kampanye Pileg& Pilpres Aman, Damai, dan Sejuk di Alun-alun Kudus, Minggu (23/9/2018).
Selain itu pula, tim itu bergerak mempelajari segala konten nyinyir Pilpres guna mengetahui sejauh mana tingkat pelanggaran pemilunya. Tujuannya agar selektif dalam melakukan penindakan di dunia maya.
\”Kami juga melihat apakah nyinyiran itu masuk pelanggaran pemilu atau tindak pidana lain sebagaimana yang diatur di UU ITE,\” terang Agusman.
Polisi juga meminta para calon legislatif yang juga akan berlaga di tahun serupa, untuk tidak menjelek-jelekkan antar caleg. Baik dengan menyebar fitnah, atau menyebar info hoaks yang mendiskreditkan lawan politiknya.
Karenannya, pada momen ini, para caleg bersama penyelenggara pemilu bersama Polres melakukan deklarasi Kampanye Pileg& Pilpres Aman, Damai, dan Sejuk. (dtc/lan)