Liwa (Netizenku.com): Salah satu program Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus adalah melestarikan seni adat dan budaya masyarakat setempat, tidak hanya sebatas slogan, tetapi betul-betul diaplikasikan pada setiap kegiatan.
Seperti yang terlihat pada acara halal bi halal Pemkab Lampung Barat yang digelar di lobi kantor bupati, Senin (10/6), hiburan yang disaksikan ribuan pegawai, Forkopimda, Ormas, OKP dan masyarakat, bukan tabuhan gendang dangdut dan goyangan erotis biduan.
Tetapi petikan gitar Lampung, tabuhan gendang dan rebana yang mengiringi untaian lagu-lagu Lampung, yang ditampilkan group orkes gambus Lampung Himpunan Remaja Karya (HRK) dari Pekon Canggu kecamatan Batubrak. Sementara, tabuhan rebana dan gong mengiringi berbalas pantun dan tarian nyambai yang ditampilkan oleh beberapa sanggar seni setempat.
Yang menjadi hiburan utama, pada acara halal bi halal 6 Syawal hari raya Idul Fitri 1440 H, tampilnya Bupati Parosil Mabsus, Wakil Bupati Mad Hasnurin, Dandim 0422 Letkol Kav, Adri Nurcahyo, Kajari, M Mansyur, SH, ketua DPRD Lampung Barat Edi Novial, Sekkab Akmal Abdul Nasir, serta sejumlah pejabat ikut nyambai bersama.
\”Orkes gambus Lampung dan Nyambai ini merupakan identitas masyarakat Lampung Barat, yang merupakan tradisi turun temurun masyarakat kita, maka harus kita bangkitkan kembali kejayaannya, dan saya minta kepada staf untuk hiburan Halal bi halal saat ini hiburannya asli milik kita,\” kata Parosil.
Jadi menurut bupati, melestarikan seni dan budaya bukan hanya sebatas himbauan dari bupati, tetapi harus ditampilkan pada setiap momen-momen acara, dengan demikian bagi sanggar-sanggar yang telah tumbuh di setiap Pekon, akan lebih semangat untuk berlatih.
\”Setiap ada acara Pemkab, kita selalu mengundang group orkes Gambus dan sanggar yang berbeda, jadi tidak ada yang diistimewakan, dan semua kelompok harus meningkatkan kemampuan, karena Pemkab Lampung Barat juga melombakan berbagai cabang kesenian tersebut,\” jelas Pakcik sapaan akrab Parosil Mabsus.
Menurutnya, yang mempunyai group nyambai dan orkes Gambus Lampung bukan hanya pekon-pekon yang masyarakatnya mayoritas suku asli Lampung, tetapi sudah merata di semua kecamatan dan Pekon. Artinya masyarakat yang bukan suku Lampung sudah tertarik belajar musik Lampung dan Nyambai.
\”Dari 15 kecamatan di Lampung Barat, setiap saya melakukan kunjungan kerja, diminta kalau mau ada hiburannya maka harus orkes Gambus Lampung dan Nyambai, artinya semua pekon dan kecamatan sudah memiliki sanggar seni, adat dan budaya Lampung, artinya saudara-saudara kita dari suku lain juga sudah cinta dan belajar budaya asli masyarakat Lampung Barat,\” jelas Pakcik, pada acara yang ditutup dengan ceramah agama oleh ustadzah Hazizah dari Kota Metro. (Iwan)