Bandarlampung (Netizenku.com): Sejak awal berlangsung proses Pilkada Kota Bandarlampung sudah menunjukkan adanya persaingan panas dan tidak sehat antar bakal pasangan calon (bapaslon).
Hal ini ditunjukkan dengan saling mencari-cari kesalahan dari masing-masing bapaslon.
Menanggapi hal tersebut Yan Barusal selaku Ketua Lampung Memantau mengatakan ada banyak sekali kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh masing-masing pasangan calon.
\”Tidak hanya bagi-bagi sembako seperti yang sudah sama-sama kita lihat, tetapi juga penampakan sikap dari tubuh pemerintah kota beserta seluruh jajaran di bawahnya yang menunjukkan kecenderungan keberpihakan sepihak,\” kata dia di Bandarlampung, Kamis (17/9).
Menurut Yan, hari ini publik sedang berusaha digiring untuk hanya fokus menyoal masalah politik bagi-bagi sembako (money politics) oleh sejumlah pihak.
Sementara kecurangan lain yang dilakukan oleh pasangan calon yang bukan hanya sekedar mencederai demokrasi tapi juga menghancurkan demokrasi itu sendiri seolah diabaikan begitu saja.
\”Kita bisa lihat di lingkungan sekitar kita bagaimana netralitas ASN dan aparat kecamatan sampai dengan kelurahan di Kota Bandarlampung hari ini cenderung berat sebelah. Ada kerja yang sistematis dilakukan oleh salah satu pasangan calon untuk memaksa ASN agar bersikap tidak netral dalam proses pilkada,\” ujarnya.
Hal tersebut terlihat jelas dari sikap overproaktif aparat kecamatan sampai dengan RT/RW yang selalu membuat kehebohan beberapa bulan terakhir ini.
Mereka secara serentak melakukan pembubaran terhadap pasangan calon yang melakukan sosialisasi secara sepihak.
Bukan hanya karena pasangan calon tersebut bagi-bagi sembako. Tetapi juga pasangan calon yang hanya melakukan sosialisasi tanpa bagi-bagi sembako juga dibubarkan dengan alasan harus mendapatkan izin dari aparatur tingkat kecamatan sampai dengan tingkat RT/RW setempat dan lain-lain.
Hal ini menjadi tidak wajar dan tidak sportif yang terkesan sengaja mempersulit bapaslon tertentu dalam melakukan sosialisasi.
\”Terlebih kami juga menemukan adanya indikasi-indikasi bahwa aparat-aparat tersebut sudah didesign atau direncanakan untuk menjalankan hal tersebut,\” katanya.
\”Saya juga berharap kawan-kawan media proaktif dalam menelusuri indikasi-indikasi ketidaknetralan tersebut. Karena ASN dan aparatur tingkat kecamatan sampai dengan kelurahan dengan mengatasnamakan penegakan demokrasi yang bersih tetapi prilaku mereka yang tidak netral tersebut juga jelas menghancurkan demokrasi itu sendiri,\” lanjut Yan.
Dia menambahkan bahwa seluruh pihak harusnya fair dan obyektif dalam melihat apa yang terjadi dalam proses pilkada, jangan standar ganda.
\”Bahwa benar ada begitu banyak kecurangan seperti bagi-bagi sembako tetapi kita juga jangan seolah menutup mata dan telinga pada kecurangan-kecurangan lainnya, seperti ketidaknetralan jajaran pemkot ke bawah,\” tutup dia. (Josua)