Bandarlampung (Netizenku.com): Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Provinsi Lampung memprediksi tingkat partisipasi masyarakat Kota Tapis Berseri di Pilwakot Bandarlampung pada Rabu (9/12) besok, menurun atau jauh dari target nasional yang telah ditetapkan sebesar 77,5 persen.
Selain sulit mencapai target nasional, JPPR juga memprediksi partisipan Pilwakot tahun ini lebih rendah dibandingkan 2015 lalu sebesar 66,8 persen.
\”Secara persentase kami tidak menghitung untuk tahun ini, tapi kami khawatir target yang 77,5 persen itu tidak tercapai. Ini yang kami khawatirkan, beberapa hari terakhir KPU Bandarlampung fokus pada sistem rekapitulasi elektronik (Sirekap), padahal ada penerapan protokol kesehatan yang masyarakat perlu tahu,\” kata Koordinator JPPR Lampung Erfan Zain di Bandarlampung, Selasa (8/12).
Menurut dia, protokol kesehatan menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Ketidaktahuan warga pemilih terhadap 15 hal baru terkait protokol kesehatan di tempat pemungutan suara (TPS) dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan terinfeksi Covid-19.
\”Ketika masyarakat tidak tahu menerapkan protokol kesehatan, saya khawatir mereka takut datang ke TPS. Saya sampaikan, KPU sudah punya kesepakatan untuk memastikan TPS sehat dan bersih,\” ujar dia.
Erfan menyesalkan sikap KPU yang dalam beberapa hari terakhir menjelang pemungutan suara lebih fokus pada simulasi aplikasi Sirekap daripada menyosialisasikan protokol kesehatan.
Selain minim sosialisasi protokol kesehatan, JPPR juga menilai tingkat partisipan rendah disebabkan visi misi pasangan calon tidak tersampaikan kepada masyarakat Bandarlampung.
\”Berkaca pada partisipasi masyarakat ketika debat publik, hanya beberapa persen yang mengikuti di media. Dari situ saja kita bisa melihat, bagaimana masyarakat bisa tahu tentang visi dan misi calonnya,\” katanya.
Erfan memahami kegiatan debat publik peserta Pilwakot terbatas karena harus menerapkan protokol kesehatan. KPU tidak bisa menghadirkan banyak orang, maka KPU menyiasatinya lewat media elektronik yang disiarkan secara langsung.
\”Jadi kami khawatir target itu tidak akan tercapai, maka kami punya prasangka target partisipan hari ini bisa lebih rendah dari yang kemarin,\” tutup dia. (Josua)