Bandarlampung (netizenku.com): Selama ini pemberitaan media terkait penyakit HIV masih mengandung stigma dan diskriminasi.
Hal itu diutarakan Vocal Point Bandarlampung, Mumu mengatakan, dalam pemberitaan kerap sekali terdapat istilah-istilah yang kurang tepat.
\”Pemberitaan saat ini masih menggunakan istilah-istilah yang kurang tepat untuk diberitakan, dan ke depannya tidak menjadi isu yang seksi untuk diberitakan,\” ungkapnya.
Sebagai salah satu contohnya, kerap sekali media menuturkan objek penderita HIV, yang di mana akan lebih baik disebut dengan istilah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) atau terinfeksi. Sebab, lanjutnya, ODHA tidak menderita HIV, mereka sehat. Hanya saja ada virus HIV yang terinfeksi dalam tubuhnya.
Kendati demikian, Indonesia Aids Coalition (IAC) menjembatani media berperan bersama aktivis Civil Society Organization (CSO) dalam sosialisasi penanggulangan HIV di Kota Bandarlampung, Rabu (7/8).
Dalam bentuk pelatihan yang diadakan sedari 5-7 Agustus, media dan CSO diberikan fasilitas agar berdiskusi dan memfasikitasi pemahaman terkait pemberitaan penyakit HIV/Aids.
\”Media dengan komunitas bisa saling memberikan pemahaman serta pemberitaan yang tidak menimbulkan stigma di kota Bandarlampung,\” tuturnya.
Karena, lanjut Mumu, menjadi kebutuhan IAC agar selalu mengadakan event yang melibatkan media agar lebih menunjang sinergitas antar media dan komunitas pegiat HIV/Aids.
\”Vocal Point dengan para legal dan komunitas-komunitas akan selalu melibatkan media dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya dalam isu penanggulangan HIV,\” terangnya.
Ia berharap media dapat berperan aktif dalam pemberitaan yang tidak menimbulkan stigma pada masyarakat.
\”Ke depannya media bisa lebih menyasar atau menjadikan isu HIV di kota Bandar Lampung untuk bisa diangkat, kita juga masih butuh sentuhan pemerintah untuk memberikan kebijakan dan lainnya,\” tutupnya. (Adi)