Bandarlampung (Netizenku.com): Di tengah wilayah lain yang belakangan gencar mencanangkan program penekanan angka stunting, Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung justru mengklaim angka stunting di kota setempat masih terbilang rendah dan tidak masuk dalam daerah yang menjadi perhatian khusus oleh pemerintah.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung, Edwin Rusli, sementara ini Kota Tapis Berseri terkait kasus stunting hanya di angka 0,5 persen saja. Angka tersebut jauh dari garis standar yang masuk dalam perhatian khusus, yakni 20 persen.
\”Angka stunting di Bandarlampung cukup rendah masih di angka 0,5 persen, sedangkan yang menjadi perhatian khusus pemerintah itu berada di angka 20 persen,\” kata Edwin Rusli, Selasa (10/12).
Atas angka-angka tersebut, menurutnya pihaknya tidak perlu risau dalam mengatasi stunting. Namun antisipasi tetap dilakukan dalam upaya pencegahan, seperti memberikan gizi yang cukup kepada masyarakat mulai dari balita.
Ia juga mengatakan telah menginstruksikan kader-kader yang tersebar di Kota Bandarlampung agar terus memantau secara berkelanjutan kecukupan gizi masyarakat. Bila perlu kader ini digerakan untuk mendorong masyarakat mengkonsumsi gizi dan makanan tambahan guna lebih sehat.
\”Kami belum mendapatkan temuan ataupun laporan adanya warga yang terkana stunting sejauh ini,\” ungkapnya.
Di luar dari stunting, Bandarlampung masih jauh dari sanitasi baik. Edwin juga mengakui bahwa Kota Bandarlampung belum begitu optimal atas tercapainya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yakni stop 100 persen buang air sembarangan.
\”Kita tidak berani deklarasikan open defication free (ODF) sebab masih banyak warga kita yang masih tinggal di bantaran kali, sungai dan laut,\” jelasnya.
Meski demikian Pemkot Bandarlampung berupaya secara bertahap agar mencapai ODF tersebut. \”Kami sedang berusaha melalui puskesmas agar setiap satu pekan sekali ada wilayah yang ODF,\” terangnya. (Adi)