Bandarlampung (Netizenku.com): Ratusan massa yang tergabung dalam gerakan \”20.000 mahasiswa lawan politik uang\” menggelar aksi demo di Kantor Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung, Jumat, (6/7).
Ironisnya, aksi yang semula berjalan aman dan damai, tiba-tiba ricuh. Hal ini berawal saat petugas pengamanan Polresta Bandarlampung melakukan aksi perampasan keranda mayat yang dibawa mahasiswa. Massa aksi yang tak terima akhirnya mendorong barikade aparat kepolisian yang berjaga di kantor Bawaslu Provinsi Lampung.
Aksi saling dorongpun tak tertahankan, lantaran mahasiswa ingin masuk ke dalam Kantor Bawaslu Lampung yang dijaga ratusan aparat kepolisian. Hingga akhirnya, ada beberapa mahasiswa yang terkena \”bogem mentah\” yang dilayangkan petugas kepolisian.
Mustofi, mahasiswa yang terkena pukulan dari petugas, terlihat dalam kondisi lebam di mata kirinya. Ia mengaku terkena pukulan aparat saat terjadinya aksi salang dorong mendorong. \”Saya terkena pukulan petugas,\” kata dia, sambil membersihkan mata kiri bekas terkena pukulan petugas.
Sementara itu, Kapolresta Bandarlampung, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Murbani Budi Pitono, membantah jika anak buahnya melakukan aksi pemukulan kepada mahasiswa. Ia berdalih, aparat hanya melakukan protap menjaga keamanan di kontor Bawaslu.
\”Saat massa mencoba merangsek masuk ke dalam kantor Bawaslu guna keamanan, aparat mencoba menghalau mereka. Mungkin saat terjadi dorong mendorong antara petugas dan mahasiswa ada faktor ketidaksengajaan, kita tidak tahu,” kata dia.
Diketahui, ratusan mahasiswa yang tergabung dari aliansi BEM se-perguruan tinggi di Lampung ini menggelar aksi demo, menuntut Bawaslu Lampung segera bertindak terhadap seluruh laporan dugaan money politiik yang terjadi di Pilgub Lampung. Sebab dalam proses penyelengaraannya, banyak masyarakat yang di amplop berisi uang Rp50 ribu untuk memilih salah satu pasangan calon. (Red)