Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal masih sibuk mengikuti kegiatan retreat kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah. Kemarin, Mirza berkesempatan menyimak materi pengarahan tentang Kebijakan Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi dari dari Menteri Keuangan. Kegiatan retreat ini akan berakhir Jumat (28/02/2025). Selepas kegiatan itu, Mirza diharapkan segera balik ke Lampung untuk memulai tugasnya menjadi orang nomor satu di provinsi ini. Ini sekedar catatan untuk dirinya.
Tugasnya tidaknya ringan. Mirza dan wakilnya, Jihan Nurlela bakal menghadapi ujian berat di Semester I 2025 akibat pemangkasan Transfer Daerah dan anggaran Kementerian Lembaga dan ketidaklegaan APBD Lampung 2025 yang masih defisit.
Semester pertama 2025 adalah periode paling krusial, di mana publik akan menagih keberhasilannya setelah melewati 100 hari kerja.
Publik akan menilai apakah Mirza-Jihan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa berpotensi padi sawah yang disebut-sebut menjadi lokus utama pada 100 hari kerja.
Publik juga akan menilai apakah pasangan kepala daerah yang menang telak pada Pilkada Serentak 2024 mampu menggerakan BUMDES yang diskenariokan dapat menjadi mesin penggerak perekonomian pedesaan.
Asesmen Bank Indonesia
Untuk mencapai itu, Bank Indonesia Perwakilan Lampung telah memberikan asesmen terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan Pemprov Lampung dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2025.
BI Lampung dalam asesmennya menyatakan agar pertumbuhan ekonomi Lampung dapat meningkat lebih tinggi diperlukan upaya sinergi dan koordinasi lebih kuat.
BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2025 dapat meningkat dalam kisaran 4,6-5,3% (yoy). Angka itu menggambarkan optimisme, meski bentangan kenaikkannya relatif tipis atau tidak berbeda jauh dibanding prakiraan tahun 2024.
Untuk menjaga momentum tersebut, Bank Indonesia mengingatkan Pemprov Lampung untuk mewaspadai beberapa risiko yang berpotensi terjadi pada Triwulan I 2025.
BI meminta Pemprov Lampung dan seluruh kabupaten/kota menyusun langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi curah hujan tinggi dan ancaman bencana banjir yang telah terjadi pada awal tahun. Curah hujan yang tinggi dan bencana banjir berisiko tinggi menekan produksi pertanian.
Pemerintah juga diingatkan untuk bersungguh-sungguh menjaga pemerataan distribusi belanja. Sebab, secara historis realisasi belanja APBD belum optimal pada Semester I. BI meminta Pemprov Lampung lebih banyak mendistribusikan belanja yang sifatnya produktif seperti belanja modal.
Selain itu, BI juga mencermati penurunan kinerja ekspor komoditas unggulan sejalan dengan perbaikan produksi global.
Kinerja Ekonomi Lampung
BI melaporkan kinerja ekonomi Lampung pada Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi Triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,81% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2024 adalah sebesar 4,57%(yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 4,55% (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didukung oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga (5,05%; yoy) seiring tingginya mobilitas pada momentum HBKN Nataru, serta keyakinan konsumen yang meningkat.
Sementara itu, komponen permintaan lainnya, yakni konsumsi pemerintah (2,16%; yoy), investasi (0,34%; yoy) dan ekspor (12,31%; yoy) mengalami perlambatan seiring normalisasi belanja persiapan Pilkada dan penurunan investasi bangunan.
Kinerja Ekspor
Adapun dari sisi eksternal, meski melambat, kinerja ekspor Lampung pada Tw IV 2024 tetap kuat dengan tumbuh 12,31% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor kopi, CPO dan produk olahan buah.
Dari sisi lapangan usahanya, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan (14,16%; yoy) dan LU Pertanian (3,62%; yoy), serta tetap kuatnya kinerja LU Perdagangan (7,02%; yoy).
Peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan didukung oleh kuatnya permintaan domestik dan global untuk produk makanan dan minuman. Peningkatan LU Pertanian sejalan dengan perbaikan produksi tanaman pangan terutama padi. Adapun kinerja LU Perdagangan tetap kuat sejalan dengan peningkatan kinerja penjualan kendaraan bermotor.
Pendapatan dan Defisit Keuangan Daerah
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Lampung masih belum mampu memaksimalkan pendapatan daerah, termasuk menemukan sumber pendapatan baru yang sah. Lampung masih menghadapi himpitan ruang fiskal yang telah menjadi ‘hantu’ menakutkan pada 2024, juga tahun-tahun sebelumnya.
Perbintangan kegiatan akibat defisit anggaran merupakan keniscayaan. Tidak terelakkan, akibat koreksi/pemangkasan anggaran TKD dan K/L yang berkelindan dengan penerimaan pendapatan daerah yang berjalan lamban pada Semester I.
Soal pendapatan ini paling krusial dan sangat mungkin menjadi penghambat suksesnya 100 hari kerja Mirza. Sebab, secara historis kas daerah yang berasal dari pendapatan daeRah selalu loyo di semester I.
Sehingga sering tidak mampu menyokong kegiatan pembangunan infrastruktur dan kegiatan pada sektor strategis yang menjadi potensi daerah. Seperti sektor di rumpun pertanian yang dikabarkan minim anggaran akibat pemangkasan yang ‘gila-gilaan’.
Inilah tantangan yang bakal dihadapi Mirza. Semoga Mirza-Jihan berhasil menjadi bintang dan sukses melewati 100 hari kerjanya. (*)