ANGIN perdamaian berhembus lembut di Kabupaten Pesawaran, persis di 24 Ramadan 1446 H. Pertemuan dua tokoh arus utama, Dendi Ramadhona dan Eriawan pada Senin kemarin, telah memberi petunjuk bahwa, perdamaian adalah jalan lurus yang harus ditegakkan dan menjadi modal besar dalam proses melahirkan pemimpin daerah yang demokratis pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada Mei 2025 mendatang. Pesawaran harus kembali dalam ikatan “Andan Jejama”!
Foto kedua tokoh utama ini yang berdiri berdampingan dilatari lambang Kabupaten Pesawaran dan moto Andan Jemama makin menguatkan ada semangat yang sama untuk memelihara atau menjaga situasi damai terus terjaga.
Foto kedua tokoh ini menjadi pesan yang kuat sekaligus menandakan bangkitnya kesadaran untuk kembali bersandarkan kepada Amdan Jejama yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat sejak kabupaten ini didirikan.
Faktanya, Pilkada lalu memang gagal total. Sia-sia karena telah menghabiskan banyak anggaran dan menimbulkan pembelahan di masyarakat.
Dengan Ramadan dan ruh Andan Jejama serta foto keduanya telah memberi harapan PSU pada Mei 2025 dapat berlangsung aman dan damai. Siapa pun pemenangnya, tetaplah Andan Jejama.
Pembangunan Tidak Bisa Dilakukan Sendiri
Moto Andan Jejama berasal dari kata “Andan” yang artinya memelihara atau menjaga dengan baik. Sedangkan “Jejama” artinya bersama-sama. Jadi Andan Jejama memiliki arti memelihara atau menjaga dengan baik secara bersama-sama.
Dalam kontek pembangunan, pemerintahan atau pemanfaatan potensi-potensi daerah mempunyai arti melaksanakan secara baik melalui sikap kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta bersama-sama memelihara hasil pembangunan yang telah dicapai.
Pemaknaan Andan Jejama itu dicatatkan dalam Pasal 4 Perda Kabupaten Pesawaran Nomor 03 Tahun 2009 tentang Lambang Daerah.
Kesadaran atas pemaknaan itulah kedua tokoh ini bertemu di Kantor Pemkab Pesawaran pada Senin (24/03/2025).
“Tadi kami bertemu dan kami senang. Kami bicara banyak hal, salah satunya membahas politik dan bagaimana semua pihak dapat menyuarakan pesan damai kepada masyarakat. Namun, yang paling utama adalah diskusi mengenai pembangunan di Pesawaran,” ujar Dendi.
Dendi dan Eriawan menyadari betul bahwa pembangunan daerah tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi memerlukan masukan dari berbagai pihak, termasuk dari tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Damai Pesawaran. Salam Andan Jejama. (*)