Bandarlampung (Netizenku.com): Anggota Bawaslu RI Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa, Rahmat Bagja, menilai wajar jika jajaran pengawas pemilihan di tingkat kecamatan (Panwascam) menyerempet sedikit bahaya dalam melakukan tugas pengawasan.
\”Wajar itu menyerempet bahaya sedikit-sedikit. Entah itu bentuk \’silaturahmi\’ entah itu ditelepon, pasti ada itu. Kami yakin seyakin-yakinnya,\” kata Bagja.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pengawas Kecamatan Dalam Rangka Evaluasi Pemutakhiran Daftar Pemilih pada Pilwakot Bandarlampung 2020 di Hotel Bukit Randu, Bandarlampung, Rabu (11/11).
Bagja menyampaikan sebuah ungkapan yang dipakai Bung Karno \’Vivere pericoloso\’ sebuah frasa bahasa Italia yang berarti \”hidup menyerempet bahaya\”.
\”Dan insyaallah Bapak Ibu kuat, kalau kemudian tiap hari baru ditelepon saja sudah lapor, bahaya itu. Tapi kalau ditelepon mengancam itu harus lapor ya. Apalagi membuat kita tidak netral, itu baru teman-teman baru boleh lapor,\” ujar dia.
Namun dia meminta agar jajaran pengawas bersikap terbuka kepada setiap peserta pemilihan ketika melakukan konsultasi.
\”Alat peraga kampanye dipasang di sini boleh apa tidak. Teman-teman boleh menerangkan. Di sini tidak boleh, di sana boleh, ukurannya segini, diterangkan saja,\” katanya.
Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara ini juga meminta Panwascam bersikap humanis, bijaksana dalam menentukan bentuk sanksi atau hukuman dalam melakukan pengawasan terhadap para calon kepala daerah.
\”Tidak langsung memberikan hukuman atau sanksi ketika terjadi pelanggaran, tapi mengingatkan bahwa itu tidak boleh,\” ujar dia. (Josua)