Bandarlampung (Netizenku.com): Sepak terjang beberapa perusahaan importir kopi dan singkong membikin Gubernur Arinal Djunaidi “mengelus dada” prihatin.
Hal itu disampaikannya saat beramah tamah dengan para pimpinan media di ruang rapat utama kantor Gubernuran, Selasa (23/7) siang. Arinal mengaku terusik dengan perilaku bisnis para importir yang dianggapnya tidak memiliki empati terhadap nasib petani kopi dan singkong di Lampung.
“Saya tahu mereka mengimpor kopi dari Vietnam. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi di sini. Apa tidak ironis sebagai daerah pemasok kopi berkualitas skala nasional bahkan internasional, masih ada spekulan yang malah mendatangkan kopi dari luar. Ini jelas menyakitkan. Apa mereka tidak memikirkan nasib para pekebun kopi lokal,” tukas Arinal menyesali.
Keprihatinan serupa juga diungkapkannya terkait keberadaan singkong dari luar yang dimasukkan ke Lampung oleh beberapa pengusaha. Akibat dari ulah mereka harga singkong di tingkat petani menjadi anjlok.
Menurut gubernur, yang baru memasuki dua bulan masa jabatannya ini, kedua fenomena tersebut sangat menarik perhatiannya. “Saya sudah berjanji ingin memajukan Lampung, termasuk membuat jaya nasib para petani. Tapi kalau ada praktik tak simpati dari pengusaha macam itu, jelas saya akan membela para petani. Nasib petani mesti diperjuangkan, dan sebagai kepala daerah saya harus memperjuangkannya,” ungkapnya.
Oleh karena itu dirinya meminta dukungan dari media di Lampung untuk bersama-sama menunjukkan keberpihakannya terhadap nasib petani yang sedang menghadapi persoalan besar seperti sekarang. Arinal mengharapkan media melalui instrumen yang dimiliki dapat turut menginvestigasi mengapa sampai ada pengusaha yang mengimpor komoditi yang justru menjadi unggulan bagi Lampung.
Gubernur juga memastikan tidak ada ‘pungutan’ apa pun terhadap komoditi kopi dan singkong yang dilakukan pihak pemprov. Kalau ada oknum pengusaha nakal yang mengaku-aku terpaksa melakukan impor lantaran terbentur adanya pungutan yang berdampak pada tidak ekonomisnya harga pembelian komoditi lokal, Arinal memastikan pungutan serupa itu tidak ada di Pemprov Lampung.
“Mari kita bersama-sama mengurai persoalan ini. Kepentingan petani dan rakyat menjadi prioritas utama kita bersama,” katanya, seraya mengatakan bahwa dirinya sangat menyadari amanah yang akan diembannya selama lima tahun ke depan bakal menjadi catatan amal baiknya atau malah sebaliknya.
“Kalau nanti saya ditanya malaikat dan ternyata selama menjabat kepala daerah banyak catatan melencengnya bisa bahaya saya. Nggak ada orang lain yang bisa menolong saya. Makanya saya harus jalankan sebaik mungkin amanah ini,” ucap Arinal dengan gaya khasnya.
Pada kesempatan itu pula Gubernur menyampaikan itikadnya untuk menjalin komunikasi dengan para pemimpin media. “Ingatkan saya bila ada kekhilafan dalam menjalankan tugas. Sebaliknya mohon bantu saya juga untuk menyosialisasikan program pembangunan, supaya publik tahu apa yang dikerjakan kepala daerah,” imbuhnya.
Arinal juga menyitir kondisi di beberapa negara tetangga yang perekonomiannya terbilang maju. “Di sana semua pihak menyadari pentingnya pemberitaan yang bersifat produktif. Tema-tema pembangunan, pendidikan dan ekonomi memperoleh porsi besar dari perhatian banyak kalangan. Tak heran kalau mereka bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih produktif. Saya berharap hal demikian juga bisa bersama-sama kita terapkan di sini. Saya percaya kalau niatan kita baik, Allah pasti akan membantu,” pungkas Gubernur. (Hendri STD)