Lampung (Netizenku.com): Badan Pusat Statistik (BPS) merevisi data beras yang telah disampaikan Kementerian Pertanian (Kementan).
Pemerintah menyatakan data beras terbaru yang disampaikan BPS telah menggunakan penyempurnaan metode perhitungan.
Data BPS tersebut menyatakan bahwa produksi gabah kering giling pada 2018 diperkirakan 56,54 juta ton atau di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyatakan 80 juta ton.
Sementara itu, produksi beras versi BPS adalah 32,42 juta ton sementara Kementan 46,5 juta ton.
Lalu, konsumsi beras menurut BPS sebanyak 29,57 juta ton atau di bawah Kementan 33,47 juta ton.
Sedangkan, Kementan memperkirakan surplus mencapai 13,03 juta ton, namun BPS memperkirakan surplus hanya 2,85 juta ton.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan data BPS itu menjadi patokan pemerintah dalam mengambil keputusan.
\”Semuanya ya, karena undang-undang telah mengatur bahwa BPS lah yang memberikan data tunggal. Dan itu bermanfaat sekali untuk mengambil berbagai kebijakan,\” kata Enggar di Sekretariat Negara, Selasa (23/10/2018).
\”Arahan Pak Presiden (Joko Widodo) juga jelas, bahwa yang dipegang adalah data dari BPS dan mereka dengan (menggunakan) metodologi yang tepat,\” imbuhnya.
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, sebelumnya juga mengatakan perkiraan produksi beras yang dinyatakan BPS memang lebih rendah dibandingkan dengan Kementerian Pertanian.
\”Sehingga produksi beras kita tahun ini 31% di bawah data yang dipakai Kementerian Pertanian,\” kata dia, Senin (22/10/2018).(cnbci/lan)