Bandarlampung (Netizenku.com): Berdasarkan kalender nasional, hari raya Idul Fitri 1440 H atau tahun 2019 ini akan jatuh pada tanggal 5 dan 6 Juni 2019. Untuk kegiatan tahunan tersebut PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menetapkan masa angkutan Lebaran 2019 selama 22 hari, yakni mulai tanggal 26 Mei 2019 (H-10) s.d. 16 Juni 2019 (H+10). Penjualan tiket bagi calon penumpang sudah dapat dipesan mulai H-90 sebelum keberangkatan atau tanggal 14 Maret 2019.
Dalam rangka untuk menyukseskan masa angkutan lebaran yang telah ditetapkan oleh PT KAI Kantor Pusat tersebut diatas, KAI Divre IV Tanjung Karang telah melakukan berbagai persiapan diantaranya persiapan SDM, Sarana, Prasarana, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan angkutan lebaran 2019 seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Dari kesiapan SDM, Selama masa angkutan lebaran tersebut, seluruh pegawai KAI Divre IV berjumlah 1.300 orang dimaksimalkan untuk membantu kelancaran pelayanan di stasiun-stasiun dan tidak diperkenankan mengambil cuti tahunan,” ujar Executive Vice President PT KAI Divre IV Tanjungkarang, Sulthon Hasanudin, Minggu (26/5), usai menggelar apel gelar pasukan di stasiun Tanjung Karang.
Dilanjutkannya, dari aspek Sarana, selama masa angkutan lebaran tahun ini disiagakan 4 unit lokomotif dan 40 unit kereta untuk 10 perjalanan KA reguler dengan kapasitas angkut sebanyak 4.274 penumpang/hari. Sehingga volume penumpang selama 22 hari masa angkutan Angkutan Lebaran 2019 diprediksi sebesar 86.388 penumpang, meningkat sebesar 10 % atau 7.775 penumpang dibanding masa angkutan lebaran 2018 sebanyak 76.613 penumpang.
“Puncak arus mudik diperkirakan jatuh pada hari Jumat, tanggal 31 Mei 2019 (H-5) sedangkan puncak arus balik diperkirakan hari Minggu, tanggal 9 Juni 2019 (H+3),” imbuhnya.
Menurutnya, dari aspek Prasarana di Divre IV terdapat beberapa titik daerah rawan bencana alam, diantaranya 4 (empat) daerah rawan longsor, 1 (satu) daerah rawan banjir, 8 (delapan) daerah rawan ambles. Untuk mengatasi kalau terjadi bencana alam tersebut maka telah disiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dsb, di titik-titik yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengamankan jalur KA telah disiapkan Petugas Penilik Jalan (PPJ) sebanyak 98 personil ditambah PPJ Ekstra sebanyak 44 personil.
Untuk mengantisipasi keselamatan di perlintasan sebidang resmi, Divre IV menyiapkan Penjaga Jalan Lintas (PJL) sebanyak 28 personil ditambah 54 petugas PJL ekstra. Meskipun jumlah PJL ditingkatkan dan masih banyaknya perlintasan sebidang liar (119 titik), PT KAI dengan tegas mengimbau kepada seluruh masyarakat pengguna jalan untuk tetap mematuhi rambu-rambu di pelintasan sebidang.
UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) yang menyebutkan bahwa perjalanan KA mendapat prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya. Data menunjukkan, dari tahun ke tahun, terdapat tren kenaikan jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang. Pada 2016 terjadi 18 kecelakaan, 2017 tercatat 44 kecelakaan, dan 2018 telah terjadi 44 kecelakaan. Untuk menanggulangi terjadi kecelakaan di perlintasan sebidang diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak dalam mewujudkan keselamatan bersama.
Dari Unit Pengamanan, selama angkutan lebaran 2019 Divre IV menyiapkan 307 personel keamanan yang terdiri dari 43 personel Polsuska, 264 personel security, dan bantuan eksternal (BKO) dari TNI/Polri sebanyak 80 personel. Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA yang rawan gangguan, seperti rawan pencurian, rawan pelemparan kereta api, dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta. (Leni)