Sejak 2 tahun lalu, warga telah meminta pengembang untuk menyediakan fasum dan fasos, khususnya air bersih kebutuhan sehari-hari. Namun belum dipenuhi.
Penuturan salah satu warga, Laikmen Sipayung (34), kebutuhan air terpaksa dipasok dari permukiman terdekat, Perumahan Sukadanaham, yang masih satu pengembang dengan Perumahan Lamban Bhayangkara.
“Selama 1,5 tahun terakhir ini, warga giliran per dua hari. Untuk memasok satu meter kubik air butuh waktu sejam. Itu sudah hemat benar, bahkan ada warga yang tidak dapat jatah air,” kata Laikmen kepada Netizenku saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/10) pagi.
Mereka membayar biaya abodemen atau berlangganan Rp20.000 per bulan untuk perawatan fasilitas air dan Rp10.000 per meter kubik atau seribu liter air kepada warga Perumahan Sukadanaham.
Dia mengakui pihak pengembang pernah menyediakan sumur bor tapi rusak dan warga setempat kesulitan untuk melakukan perbaikan karena lokasi sumur bor sudah dibangun rumah dan dibeli warga lain meski belum dihuni.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya