Lampung (Netizenku.com) : Umumnya bagi orang Indonesia, menu sarapan identik dengan hidangan sarat karbohidrat sederhana.
Nasi uduk, lontong sayur, gorengan, dan teh manis adalah contoh menu yang mudah ditemui dalam keseharian.
Menurut Ahli Gizi dari FEMA IPB Prof. Hardinsyah, tidak salah bila hendak mengonsumsi hidangan tersebut. Karbohidrat lebih mudah diolah dan dibutuhkan dalam jumlah besar (makro nutrien).
\”Yang penting dikonsumsi seimbang dan sesuai kebutuhan,\” ujar dia, Kamis (7/9/2018).
Hardinsyah menyarankan penggunaan metode piring makan untuk mengukur kecukupan nutrisi.
Dalam metode tersebut, hampir 50 persen piring makan harus terisi buah dan sayur.
Sementara nasi hanya mengisi sekitar 3/8 dari total piring makan. Sisa piring sekitar 2/8 bagian bisa diisi dengan aneka lauk.
Buah dan sayur sebaiknya tidak menjadi hidangan tunggal dalam menu sarapan. Nasi menjamin kecukupan karbohidrat yang tidak diperoleh dalam buah dan sayur.
Namun makanan pokok umumnya tak punya cukup vitamin dan mineral, seperti yang terdapat dalam sayur dan buah.
Keseimbangan konsumsi makanan pokok, sayur, dan buah menjamin kecukupan nutrisi sebelum beraktivitas.
Karbohidrat sederhana kerap dianggap penyebab utama kelebihan berat badan. Zat gizi ini juga dianggap sebagai penyebab kantuk, sehingga sarapan kerap dilupakan.
Padahal layaknya nutrisi lain, karbohidrat sederhana tetap diperlukan tubuh asal dikonsumsi sesuai kebutuhan. (dtc/lan)