Bandarlampung (Netizenku.com): Dalam status zona merah, Pemerintah Pusat meminta Pemerintah Kota Bandarlampung melakukan rapid test massal di 14 kecamatan.
Atas hal tersebut, Walikota Bandarlampung, Herman HN, mengatakan pihaknya telah melakukan pemesanan sebanyak 5000 alat rapid test dari beberapa waktu lalu.
\”Saya sudah massif. Ini baru dateng 1250, yang kemarin 1500 apa 1600 alat rapid test, jadi hampir 3000 ini,\” kata dia, di Kantor Pemerintahan setempat, Selasa (9/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari 5000 alat rapid test yang dipesan oleh Pemkot Bandarlampung, sebanyak 1800 telah dilakukan pengetesan kepada warga. Hasilnya, 53 orang menunjukkan reaktif.
Herman HN mengungkapkan bahwa dari 53 warga yang reaktif itu, 6 di antaranya telah menunjukkan hasil uji sampel swab. Namun tidak dipaparkannya lebih lanjut, apakah sampel swab 6 dari 53 orang positif atau pun tidak.
\”Jadi yang kemarin kita kirim ke Palembang itu 53, sudah keluar 6 atau 7, makanya sudah ketahuan,\” ungkap Herman HN.
Meskipun Pemerintah Kota Bandarlampung digandang-gandang melakukan rapid test massal, rupanya test ini belum terbuka untuk umum.
Pengetesan itu hanya dilakukan kepada tim medis dan warga yang merupakan hasil traching dari pasien positif sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Edwin Rusli, mengungkapkan dari 53 orang yang menunjukkan reaktif merupakan tim medis dan hasil traching.
\”Ada petugas medis, ada warga. Itu hasil traching semua. Hasilnya kan hampir semua tenaga medis yang kita periksa OTG. Jadi nggak perlu dirawat. Jadi alhamdulillah kita isolasi mandiri saja, namun tetap dengan pengawasan,\” kata Edwin.
Terkait penambahan alat rapid test yang telah datang, Edwin mengatakan akan diperuntukkan bagi anggota kepolisian dan tahanan.
\”Macam-macam, ini akan ke kantor polisi, tahanan, itu ada 200, mulai besok. Tapi banyak yang kita simpan untuk keluarga yang kita traching ini,\” pungkasnya. (Adi)